Show simple item record

dc.contributor.advisorMEIDA, NUR SHANI
dc.contributor.authorAMALINA, VENTY NUR
dc.date.accessioned2017-07-29T01:52:07Z
dc.date.available2017-07-29T01:52:07Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12116
dc.descriptionGlaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan diskus optikus, kelainan lapang pandang dan disertai dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia. Salah satu jenis glaukoma yang sering terjadi adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG). Kejadian risiko POAG dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya gaya hidup, seperti konsumsi kafein. Kafein diketahui dapat meningkatkan tekanan intraokular (TIO) 1 – 4 mmHg selama kurang lebih 2 jam. Peningkatan TIO melalui penghambatan phosphodiesterase yang meningkatkan cAMP di badan siliaris. Studi ini diperlukan untuk menilai hubungan antara frekuensi konsumsi kafein dengan risiko POAG. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dilakukan terhadap 35 sampel penelitian pria dengan usia 20 - 40 tahun dengan melakukan pengisian kuisioner dan pemeriksaan tekanan intraokuler (TIO) kedua mata dengan tonometer non-kontak dalam satu waktu. Analisa data dengan SPSS 16.0 menggunakan uji korelasi Chi-Square untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara frekuensi konsumsi kafein dengan tekanan intraokular. Hasil: Pada penelitian ini jumlah 35 responden berusia 20 – 40 tahun dengan rata – rata usia yaitu 20 - 24 tahun (91,42%), didapatkan responden yang mengkonsumsi kopi murni sebesar 62,8% dan konsumsi teh murni sebesar 82,8%, dan 18 responden (51,42%) diketahui mengkonsumsi keduanya yaitu kopi dan teh sebanyak 4 – 6 cangkir perminggu. Nilai rerata TIO pada responden mata kanan dan kiri dengan kebiasaan konsumsi kafein adalah sebesar 11,19 mmHg dan 10,8 mmHg. Uji korelasi Chi-Square didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara TIO dengan konsumsi kafein (p=0,615) dengan nilai korelasi 0,141. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi kafein pada pria dewasa muda terhadap risiko POAG.en_US
dc.description.abstractGlaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan diskus optikus, kelainan lapang pandang dan disertai dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia. Salah satu jenis glaukoma yang sering terjadi adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG). Kejadian risiko POAG dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya gaya hidup, seperti konsumsi kafein. Kafein diketahui dapat meningkatkan tekanan intraokular (TIO) 1 – 4 mmHg selama kurang lebih 2 jam. Peningkatan TIO melalui penghambatan phosphodiesterase yang meningkatkan cAMP di badan siliaris. Studi ini diperlukan untuk menilai hubungan antara frekuensi konsumsi kafein dengan risiko POAG. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dilakukan terhadap 35 sampel penelitian pria dengan usia 20 - 40 tahun dengan melakukan pengisian kuisioner dan pemeriksaan tekanan intraokuler (TIO) kedua mata dengan tonometer non-kontak dalam satu waktu. Analisa data dengan SPSS 16.0 menggunakan uji korelasi Chi-Square untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara frekuensi konsumsi kafein dengan tekanan intraokular. Hasil: Pada penelitian ini jumlah 35 responden berusia 20 – 40 tahun dengan rata – rata usia yaitu 20 - 24 tahun (91,42%), didapatkan responden yang mengkonsumsi kopi murni sebesar 62,8% dan konsumsi teh murni sebesar 82,8%, dan 18 responden (51,42%) diketahui mengkonsumsi keduanya yaitu kopi dan teh sebanyak 4 – 6 cangkir perminggu. Nilai rerata TIO pada responden mata kanan dan kiri dengan kebiasaan konsumsi kafein adalah sebesar 11,19 mmHg dan 10,8 mmHg. Uji korelasi Chi-Square didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara TIO dengan konsumsi kafein (p=0,615) dengan nilai korelasi 0,141. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi kafein pada pria dewasa muda terhadap risiko POAG.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFKIK UMYen_US
dc.subjectkafein, kopi, teh,en_US
dc.subjecttekanan intraokularen_US
dc.subjectPrimary Open Angle Glaucoma (POAG)en_US
dc.titleHUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI KAFEIN PADA PRIA DEWASA MUDA TERHADAP RISIKO PRIMARY OPEN ANGLE GLAUCOMA (POAG)en_US
dc.typeThesis SKR FKIK 481en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record