Show simple item record

dc.contributor.advisorSUKMONO, FILOSA GITA
dc.contributor.authorRACHMAWATI, HANAN SITI NOOR
dc.date.accessioned2017-07-29T04:00:14Z
dc.date.available2017-07-29T04:00:14Z
dc.date.issued2017-05-02
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12156
dc.descriptionFilm Silenced (2011) mengangkat kisah nyata kasus kekerasan fisik dan seksual yang dialami murid-murid sekolah khusus Tuli, di Kota Mujin, Korea Selatan. Film ini merepresentasikan tindak diskriminasi terhadap kaum Tuli yang diminoritaskan oleh lingkungan sekitar, bahkan sistem pemerintahan. Film ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat Korea Selatan, hingga mampu menarik perhatian dunia. Peneliti menggunakan reception analysis Stuart Hall untuk mengetahui tanggapan khalayak terkait diskriminasi difabel Tuli dalam Film Silenced. Informan dalam penelitian ini adalah 5 orang penonton Tuli (Deaf Art Community Jogja) dan 5 orang penonton non-Tuli (MM Kine Klub UMY). Sehingga nantinya hasil penelitian dapat digali dari dua sudut pandang. Sebanyak 80% informan DAC Jogja menerima pesan dalam Film Silenced dalam posisi dominant hegemonic dan 20% sisanya pada posisi negotiated. Sementara 67% informan MM Kine Klub UMY menempati posisi negotiated, 20% dominant hegemonic dan 13% oppositional. Berdasarkan hasil yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa pemaknaan yang berbeda dan unik dari masing-masing informan dipengaruhi oleh latar belakang kontekstual yang dimiliknya. Hal ini sekaligus membuktikan konsep khalayak aktif.en_US
dc.description.abstractFilm Silenced (2011) mengangkat kisah nyata kasus kekerasan fisik dan seksual yang dialami murid-murid sekolah khusus Tuli, di Kota Mujin, Korea Selatan. Film ini merepresentasikan tindak diskriminasi terhadap kaum Tuli yang diminoritaskan oleh lingkungan sekitar, bahkan sistem pemerintahan. Film ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat Korea Selatan, hingga mampu menarik perhatian dunia. Peneliti menggunakan reception analysis Stuart Hall untuk mengetahui tanggapan khalayak terkait diskriminasi difabel Tuli dalam Film Silenced. Informan dalam penelitian ini adalah 5 orang penonton Tuli (Deaf Art Community Jogja) dan 5 orang penonton non-Tuli (MM Kine Klub UMY). Sehingga nantinya hasil penelitian dapat digali dari dua sudut pandang. Sebanyak 80% informan DAC Jogja menerima pesan dalam Film Silenced dalam posisi dominant hegemonic dan 20% sisanya pada posisi negotiated. Sementara 67% informan MM Kine Klub UMY menempati posisi negotiated, 20% dominant hegemonic dan 13% oppositional. Berdasarkan hasil yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa pemaknaan yang berbeda dan unik dari masing-masing informan dipengaruhi oleh latar belakang kontekstual yang dimiliknya. Hal ini sekaligus membuktikan konsep khalayak aktif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectReception Analysis, Diskriminasi Tuli, Film Silenced, Film Koreaen_US
dc.titlePENERIMAAN PENONTON TERHADAP DISKRIMINASI DIFABEL TULI DALAM FILM “SILENCED” (STUDI PADA KOMUNITAS DEAF ART COMMUNITY JOGJA DAN MM KINE KLUB UMY)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 116en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record