Andrrows Shoe Cleaner merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang lifestyle khususnya pada bidang pembersih sepatu (Shoe Cleaner) di Yogyakarta dengan mengusung konsep dry cleaning dengan teknik waterless and rinseless. Sebagai usaha yang baru di Indonesia maka diperlukan strategi promosi agar perusahaan dapat mencapai target penjualan dan mampu menghadapi para kompetitor yang mulai bermunculan. Objek dari penelitian adalah Andrrows Shoe Cleaner. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan strategi promosi yang dilakukan Andrrows Shoe Cleaner dalam menarik minat beli konsumen. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian adalah kantor Andrrows Shoe Cleaner yang beralamatdi Jl. Tentara Pelajar, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan owner dan divisi marketing Andrrows. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan juga didukung dengan beberapa dari dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Kemudian diuji dengan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian mengenai strategi promosi pada Andrrows Shoe Cleaner dalam menarik minat beli konsumen. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui perencanaan promosi diawali dengan analisis SWOT. Menetapkan anak muda dengan SES menengah keatas sebagai target pasar dengan tujuan menarik konsumen sebanyak-banyaknya agar penjualan meningkat. Kegiatan promosi yang dilakukan melalui promotion mix, yaitu advertising, sales promotion, direct marketing, personal selling dan sponsorship. Target konsumen yang ingin dicapai juga sudah mengalami mengalami peningkatan disetiap tahunnya, hal ini menunjukan bahwa kegiatan promosi yang dijalankan Andrrows sudah cukup efektif. Dalam pelaksanaan promosi pesan dalam iklan Andrrows Shoe Cleaner dengan menciptakan bahasa yang kuat seperti tagline atau jargon dari Andrrows yaitu Make Your Beaters Better. Adapun dalam pelaksanaan promosi kurang maksimal dalam penggunaan X banner dan sponsorship serta dalam tahap pengevaluasian kurang fokus terhadap lini program promosi yang dilakukan.