REPRESENTASI BUDAYA PATRIARKI KELOMPOK TALIBAN DALAM FILM DOKUMENTER “HE NAMED ME MALALA” (ANALISIS SEMIOTIKA DALAM FILM “HE NAMED ME MALALA”)
Abstract
Film He Named Me Malala yang bercerita tentang perjuangan seorang perempuan untuk mendapat pendidikan mengindikasikan bahwa masih adanya perilaku-perilaku tidak adil yang menimpa kaum perempuan. Ditambah praktik kekerasan yang dilakukan laki-laki dalam berbagai sektor menunjukkan laki-laki sebagai kaum superior. Ideologi yang menganggap laki-laki sebagai kaum superior disebut patriarki. Film dokumenter He Named Me Malala diproduksi oleh Fox Searchlight Pictures dan disutradarai oleh Davis Guggenheim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Barat membentuk realitas yang sesuai dengan ideologi mereka melalui penggambaran patriarki kelompok Taliban dalam film He Named Me Malala. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika model Roland Barthes yang menerapkan dua tahap signifikasi, yaitu denotasi dan konotasi. Hasil analisis dari penelitian ini adalah film He Named Me Malala cenderung menunjukkan kelompok Taliban sebagai sosok yang kejam dan menindas kaum perempuan. Melalui film ini Barat menanamkan stigma negatif tentang dunia Timur Tengah dan Islam dengan menampilkan kekerasan Taliban, menggambarkan identitas Taliban sebagai kelompok yang berbahaya serta mengeksploitasi inferioritas perempuan Timur yang merupakan hasil konstruksi budaya kelompok Taliban.