dc.contributor.advisor | RAHMAWATI, ANITA | |
dc.contributor.author | DEVI, SIHTASARI | |
dc.date.accessioned | 2017-08-01T01:33:09Z | |
dc.date.available | 2017-08-01T01:33:09Z | |
dc.date.issued | 2017-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12298 | |
dc.description | Perkembangan teknologi industri pada jaman sekarang sangatlah pesat. Terdapat
banyak industri yang menghasilkan limbah seperti halnya limbah industri cor logam yang
disebut limbah baja (steel slag). Steel slag memiliki fsik yang keras, menyudut, tajam, dan
warnanya hitam mengkilap, yang mempunyai daya serap air yang sangat kecil. Steel slag
ini tergolong dalam kategori B3 (bahan berbahaya dan beracun) Sesuai Peraturan
Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun. Dengan semakin meningkatnya industri cor logam ini maka akan semakin banyak
juga limbah yang dihasilkan. Perlu adanya pengelolaan dan pemanfaatan limbah guna
mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satunya pada penelitian ini digunakan
pemanfaatan slag sebagai bahan pengganti agregat kasar pada perkerasan jalan.
Penelitian ini menggunakan Steel Slag sebagai bahan pengganti agregat kasar
yang tertahan sarigan ukuran No. ½” dan No.8 pada campuran Lapis Aspal Beton dengan
kadar aspal optimum sebesar 6%. Steel Slag yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%
dan 50%. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji Marshall.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Steel Slag dapat digunakan sebagai
bahan pengganti agregat. Dilihat dari sifat fisis steel slag yang mempunyai nilai abrasi
27,8% menunjukkan bahwa steel slag mempunyai mutu yang lebih baik dari natural
agregat. Untuk nilai VFA, VIM, VMA, Flow, Stabilitas, density dan MQ menunjukkan nilai
yang memenuhi spesifikasi. | en_US |
dc.description.abstract | Perkembangan teknologi industri pada jaman sekarang sangatlah pesat. Terdapat
banyak industri yang menghasilkan limbah seperti halnya limbah industri cor logam yang
disebut limbah baja (steel slag). Steel slag memiliki fsik yang keras, menyudut, tajam, dan
warnanya hitam mengkilap, yang mempunyai daya serap air yang sangat kecil. Steel slag
ini tergolong dalam kategori B3 (bahan berbahaya dan beracun) Sesuai Peraturan
Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun. Dengan semakin meningkatnya industri cor logam ini maka akan semakin banyak
juga limbah yang dihasilkan. Perlu adanya pengelolaan dan pemanfaatan limbah guna
mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satunya pada penelitian ini digunakan
pemanfaatan slag sebagai bahan pengganti agregat kasar pada perkerasan jalan.
Penelitian ini menggunakan Steel Slag sebagai bahan pengganti agregat kasar
yang tertahan sarigan ukuran No. ½” dan No.8 pada campuran Lapis Aspal Beton dengan
kadar aspal optimum sebesar 6%. Steel Slag yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%
dan 50%. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji Marshall.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Steel Slag dapat digunakan sebagai
bahan pengganti agregat. Dilihat dari sifat fisis steel slag yang mempunyai nilai abrasi
27,8% menunjukkan bahwa steel slag mempunyai mutu yang lebih baik dari natural
agregat. Untuk nilai VFA, VIM, VMA, Flow, Stabilitas, density dan MQ menunjukkan nilai
yang memenuhi spesifikasi. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UMY | en_US |
dc.subject | Asphalt Concrete | en_US |
dc.subject | karakterstik Marshall | en_US |
dc.subject | Steel Slag | en_US |
dc.title | PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH STEEL SLAG DALAM CAMPURAN AC-WC SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR No. ½” DAN No. 8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
F T
093 | en_US |