Show simple item record

dc.contributor.advisorABDULLAH, ADNAN
dc.contributor.authorALFIANSYAH, VIDI
dc.date.accessioned2017-08-01T02:32:08Z
dc.date.available2017-08-01T02:32:08Z
dc.date.issued2017-05-06
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12320
dc.descriptionLatar belakang : Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal atau sistemik. Penyebab lokal dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, benda asing, iritan, dan trauma. Penyebab sistemiknya dapat disebabkan oleh usia, hipertensi, leukemia, sirosis hati, ataupun obat-obatan (Anti Inflammatory Drugs). Terdapat dua sumber perdarahan pada epistaksis yaitu pada bagian anterior bersumber dari pleksus Kiesselbach (little area) dan pada bagian posterior yang berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. Metode : Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel secara Simple Random Sampling. Subjek penelitian adalah orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini diperoleh 70 sampel dan data dianalisa menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Didapatkan 35 sampel penderita epistaksis posterior dan 35 responden tanpa epistaksis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian epistaksis posterior adalah usia (p value 0,001) dan hipertensi (p value 0,008). Hasil multivariat menggunakan regresi logistic diketahui yang berpengaruh terhadap kejadian epistaksis posterior yaitu usia dengan nilai (OR=2,54). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara usia dan hipertensi dengan kejadian epistaksis posterior di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.en_US
dc.description.abstractLatar belakang : Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal atau sistemik. Penyebab lokal dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, benda asing, iritan, dan trauma. Penyebab sistemiknya dapat disebabkan oleh usia, hipertensi, leukemia, sirosis hati, ataupun obat-obatan (Anti Inflammatory Drugs). Terdapat dua sumber perdarahan pada epistaksis yaitu pada bagian anterior bersumber dari pleksus Kiesselbach (little area) dan pada bagian posterior yang berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. Metode : Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel secara Simple Random Sampling. Subjek penelitian adalah orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini diperoleh 70 sampel dan data dianalisa menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Didapatkan 35 sampel penderita epistaksis posterior dan 35 responden tanpa epistaksis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian epistaksis posterior adalah usia (p value 0,001) dan hipertensi (p value 0,008). Hasil multivariat menggunakan regresi logistic diketahui yang berpengaruh terhadap kejadian epistaksis posterior yaitu usia dengan nilai (OR=2,54). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara usia dan hipertensi dengan kejadian epistaksis posterior di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFKIK UMYen_US
dc.subjectepistaksis posterior, faktor risikoen_US
dc.titleHUBUNGAN USIA DAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN EPISTAKSIS POSTERIOR DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 122en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record