Show simple item record

dc.contributor.advisorFREDIANTO, MEIKY
dc.contributor.authorPUTRI, RIZKA AYUDITHA
dc.date.accessioned2017-08-01T02:44:38Z
dc.date.available2017-08-01T02:44:38Z
dc.date.issued2017-01-24
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12326
dc.descriptionLatar Belakang: Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang paling banyak diderita oleh orang dewasa dan lansia di dunia. Pada osteoarthritis terjadi kerusakan tulang rawan sendi diperparah dengan adanya beberapa faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, aktivitas, dll. Adanya jejas mekanis dan kimiawi pada sendi dapat merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan sinovial sendi yang dapat menyebabkan terjadi inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri.Tingkat keparahan dari osteoartritis dapat diukur secara objektif dengan gambaran radiologis menggunakan KellgrenLawrence dan secara subjektif dengan gejala klinis menggunakan WOMAC. Asam urat dapat mempengaruhi keparahan pada osteoartritis melalui proses inflamasi pada sendi. Metode penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien Osteoarthritis rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I yang berjumlah 24 responden dan RSUD Wirosaban Yogyakarta yang berjumlah 13 responden yang diambil secara acak. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square untuk melihat hubungan antara kadar asam urat darah dengan keparahan OA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis, hasil gambaran radiologis lutut, dan kuesioner WOMAC. Hasil penelitian: Pasien Osteoartritis yang mengalami hiperurisemi sebanyak 7 orang (18.9%) dan 30 orang (81.1%) adalah normal atau tidak mengalami hiperurisemi. Dilihat dari gambaran radiologis, pasien dengan hiperurisemi paling banyak pada grade 4 yaitu sebanyak 3 orang (42.9%) sedangkan pada pasien yang normal paling banyak pada grade 3 yaitu 11 orang (36.7%), sehingga dapat dikatan terdapat hubungan secara klinis antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis. Secara statistik, tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis baik dari gambaran radiologis maupun berdasarkan skor WOMAC dengan nilai p = 0.237 dan nilai p = 0.953. Kesimpulan: dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara klinis antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis yang dilihat secara objektif dengan gambaran radiologis. Namun, tidak terdapat hubungan secara statistik antara kadar asam urat darah dengan osteoartritis baik secara objektif dengan gambaran radiologis maupun secara subjektif dilihat dari skor WOMAC.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang paling banyak diderita oleh orang dewasa dan lansia di dunia. Pada osteoarthritis terjadi kerusakan tulang rawan sendi diperparah dengan adanya beberapa faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, aktivitas, dll. Adanya jejas mekanis dan kimiawi pada sendi dapat merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan sinovial sendi yang dapat menyebabkan terjadi inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri.Tingkat keparahan dari osteoartritis dapat diukur secara objektif dengan gambaran radiologis menggunakan KellgrenLawrence dan secara subjektif dengan gejala klinis menggunakan WOMAC. Asam urat dapat mempengaruhi keparahan pada osteoartritis melalui proses inflamasi pada sendi. Metode penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien Osteoarthritis rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I yang berjumlah 24 responden dan RSUD Wirosaban Yogyakarta yang berjumlah 13 responden yang diambil secara acak. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square untuk melihat hubungan antara kadar asam urat darah dengan keparahan OA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis, hasil gambaran radiologis lutut, dan kuesioner WOMAC. Hasil penelitian: Pasien Osteoartritis yang mengalami hiperurisemi sebanyak 7 orang (18.9%) dan 30 orang (81.1%) adalah normal atau tidak mengalami hiperurisemi. Dilihat dari gambaran radiologis, pasien dengan hiperurisemi paling banyak pada grade 4 yaitu sebanyak 3 orang (42.9%) sedangkan pada pasien yang normal paling banyak pada grade 3 yaitu 11 orang (36.7%), sehingga dapat dikatan terdapat hubungan secara klinis antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis. Secara statistik, tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis baik dari gambaran radiologis maupun berdasarkan skor WOMAC dengan nilai p = 0.237 dan nilai p = 0.953. Kesimpulan: dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara klinis antara kadar asam urat darah dengan tingkat keparahan osteoartritis yang dilihat secara objektif dengan gambaran radiologis. Namun, tidak terdapat hubungan secara statistik antara kadar asam urat darah dengan osteoartritis baik secara objektif dengan gambaran radiologis maupun secara subjektif dilihat dari skor WOMAC.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFKIK UMYen_US
dc.subjectHiperurisemi, Osteoartritis, Kellgren-Lawrence, WOMACen_US
dc.titleHUBUNGAN KADAR ASAM URAT DARAH TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTRITISen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 121en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record