dc.contributor.advisor | SOEBANDONO, BAGUS | |
dc.contributor.advisor | HAKAS PRAYUDA | |
dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | APICHAT, MURCHIT | |
dc.date.accessioned | 2017-08-02T04:14:08Z | |
dc.date.available | 2017-08-02T04:14:08Z | |
dc.date.issued | 2017-04-27 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12406 | |
dc.description | Bangunan sekolah merupakan salah satu sarana penting bagi terlaksananya
proses pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan bangunan
sekolah dasar dalam menghadapi bencana letusan Gunung Merapi, mengetahui
keandalan bangunan sekolah dasar terhadap bencana letusan Gunung Merapi dan
membandingkan peraturan yang sudah ada untuk pemeriksaan bangunan sekolah dasar.
Metode penelitian ini menggunakan Panduan Peraturan Pemeriksaan oleh World
Seismic Safety Initiative atau Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan
Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak Akibat Gempa dan Kajian Risiko
Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional dan Fungsional) (Boen, 2007), Rapid
Visual Screening of Building for Potential Seismic Hazards (FEMA 154, 2002), Tatacara
Perbaikan Kerusakan Bangunan Perumahan Rakyat Akibat Gempa Bumi (Pekerjaan
Umum, 2000), Panduan Teknis Rehabilitas Sekolah Aman (BNPB, 2011), untuk
memetakan kerentanan bangunan sekolah dasar di daerah Kabupaten Sleman
Kecamatan Cangkringan terhadap bencana letusan Gunung Merapi, terdapat tahapantahapan
untuk melaksanakan metode ini, salah satunya adalah pelaksanaan survei di
lapangan. Dalam mengisi formulir saat survei di lapangan harus memverifikasi data
yang ada dengan yang di lapangan. Berdasar hasil penelitian, menurut Panduan
Peraturan Pemeriksaan oleh World Seismic Safety Initiative atau Kajian Cara Cepat
Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak Akibat
Gempa dan Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional dan
Fungsional) (Boen, 2007), Tatacara Perbaikan Kerusakan Bangunan Perumahan Rakyat
Akibat Gempa Bumi (Pekerjaan Umum, 2000), Panduan Teknis Rehabilitas Sekolah
Aman (BNPB, 2011), menunjukkan bahwa keandalan bangunan sekolah semua
dinyatakan “layak” karena sekolah sudah menerapkan Standar Siaga Bencana (SSB)
khususnya bencana erupsi gunung api merapi, sedangkan hasil evaluasi bangunan
sekolah menurut Rapid Visual Screening of Building for Potential Seismic Hazards
(FEMA 154, 2002), ada beberapa bangunan sekolah dikategorikan “tidak layak” karena
umur bangunannya. | en_US |
dc.description.abstract | Bangunan sekolah merupakan salah satu sarana penting bagi terlaksananya
proses pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan bangunan
sekolah dasar dalam menghadapi bencana letusan Gunung Merapi, mengetahui
keandalan bangunan sekolah dasar terhadap bencana letusan Gunung Merapi dan
membandingkan peraturan yang sudah ada untuk pemeriksaan bangunan sekolah dasar.
Metode penelitian ini menggunakan Panduan Peraturan Pemeriksaan oleh World
Seismic Safety Initiative atau Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan
Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak Akibat Gempa dan Kajian Risiko
Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional dan Fungsional) (Boen, 2007), Rapid
Visual Screening of Building for Potential Seismic Hazards (FEMA 154, 2002), Tatacara
Perbaikan Kerusakan Bangunan Perumahan Rakyat Akibat Gempa Bumi (Pekerjaan
Umum, 2000), Panduan Teknis Rehabilitas Sekolah Aman (BNPB, 2011), untuk
memetakan kerentanan bangunan sekolah dasar di daerah Kabupaten Sleman
Kecamatan Cangkringan terhadap bencana letusan Gunung Merapi, terdapat tahapantahapan
untuk melaksanakan metode ini, salah satunya adalah pelaksanaan survei di
lapangan. Dalam mengisi formulir saat survei di lapangan harus memverifikasi data
yang ada dengan yang di lapangan. Berdasar hasil penelitian, menurut Panduan
Peraturan Pemeriksaan oleh World Seismic Safety Initiative atau Kajian Cara Cepat
Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak Akibat
Gempa dan Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional dan
Fungsional) (Boen, 2007), Tatacara Perbaikan Kerusakan Bangunan Perumahan Rakyat
Akibat Gempa Bumi (Pekerjaan Umum, 2000), Panduan Teknis Rehabilitas Sekolah
Aman (BNPB, 2011), menunjukkan bahwa keandalan bangunan sekolah semua
dinyatakan “layak” karena sekolah sudah menerapkan Standar Siaga Bencana (SSB)
khususnya bencana erupsi gunung api merapi, sedangkan hasil evaluasi bangunan
sekolah menurut Rapid Visual Screening of Building for Potential Seismic Hazards
(FEMA 154, 2002), ada beberapa bangunan sekolah dikategorikan “tidak layak” karena
umur bangunannya. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UMY | en_US |
dc.subject | Bencana letusan Gunung Merapi | en_US |
dc.subject | BNPB | en_US |
dc.subject | Kerusakan Bangunan | en_US |
dc.subject | Pekerjaan Umum (PU) | en_US |
dc.subject | Sekolah Dasar | en_US |
dc.subject | , WSSI, FEMA 154. | en_US |
dc.title | STUDI KOMPARASI PERATURAN KEBENCANAAN PADA BANGUNAN SEKOLAH | en_US |
dc.title.alternative | Studi Kasus : SD N Watuadeg, SD N Umbulharjo, SD Muhammadiyah Kregan, SD N Gungan, SD N Cancangan | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
F T
240 | en_US |