EFISIENSI DAN RISIKO USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA SRIGADING KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL
Abstract
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Faktor produksi benih, pupuk urea, pupuk Za, pupuk SP-36, pupuk KCl, pupuk NPK-Phonska, pupuk NPK-Mutiara, herbisida, insektisida, fungisida, tenaga kerja dan status kepemilikan lahan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah. Sedangkan secara parsial, faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah yaitu benih, pupuk urea, pupuk Za, pupuk KCl, pupuk NPK-Mutiara, insektisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah sedangkan faktor produksi pupuk SP-36, pupuk NPK-Phonska, herbisida, fungisida dan status kepemilikan lahan tidak berpngaruh nyata terhadap produksi bawang merah.
2. Faktor produksi benih dan tenaga kerja sudah efisien secara harga sehingga petani mempertahankan penggunaan faktor produksi tersebut. Sedangkan faktor produksi pupuk urea dan pupuk KCl belum efisien secara harga sehingga penggunaan pupuk KCl perlu ditambah agar dapat efisien secara harga.
3. Risiko yang besar terjadi dalam kegiatan usahatani berdasarkan status kepemilikan lahan adalah petani pemilik lahan. Sedangkan petani penyakap memiliki risiko yang kecil dalam kegiatan usahatani bawang merah. Hal ini dikarenakan petani penyakap tidak menyukai risiko dan tidak memiliki lahan serta hasil yang diperoleh dibagi dengan pemilik lahan.