Show simple item record

dc.contributor.advisorJAZAUL IKHSAN
dc.contributor.advisorRESTU FAIZAH
dc.contributor.authorMI’RAJ, MOCHAMAD LUTHFI FAISHAL
dc.date.accessioned2017-10-30T06:02:20Z
dc.date.available2017-10-30T06:02:20Z
dc.date.issued2017-07-18
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15630
dc.description.abstractSalah satu contoh gunung api di Indonesia yang aktif adalah Gunung Merapi. Erupsi Gunung Merapi pada 25 Oktober–7 November 2010 yang lalu termasuk erupsi yang paling dahsyat dalam 50 tahun terakhir. Gunung Merapi mempunyai curah hujan yang cukup tinggi sehingga bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Merapi selain dari awan panas adalah bahaya dari lahar hujan. Aliran lahar Gunung Merapi mengalir di beberapa sungai sekitar Merapi. Daerah yang berpotensi terkena lahar hujan sesudah erupsi yaitu daerah sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi. Sungai-sungai tersebut antara lain Kali Gendol, Kali Kuning dan Kali Opak (lereng Selatan), Kali Woro (lereng Tenggara), Kali Senemwo (lereng Baratlaut), Kali Lamat dan Kali Putih (lereng Barat), Kali Krasak, Kali Boyong dan Kali Bedog (lereng Baratdaya). (Ratih Dewanti, 2011) Penelitian ini membahas tentang penilaian tingkat bahaya, tingkat kerentanan dan kriteria Desa Tangguh Bencana terhadap banjir lahar dingin pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Putih pias bawah, yaitu Desa Sirahan dan Desa Seloboro. Metode analisis yang digunakan adalah metode skoring dan pembobotan. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat bahaya adalah curah hujan, volume material, kemiringan lereng dan frekuensi kejadian. Sementara itu variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kerentanan terdiri dari empat aspek, yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, aspek fisik dan aspek lingkungan. Setiap variabel memiliki parameter yang berbeda dengan total 10 parameter. Mengukur Kriteria Desa Tangguh bencana dengan berpedoman pada PERKA BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Dari hasil analisis penilaian diperoleh tingkat bahaya di DAS Putih termasuk dalam kelas tinggi dengan nilai 2,58. Dan untuk penilaian tingkat kerentanan masyarakat di Desa Sirahan dan Desa Seloboro terhadap banjir lahar dingin termasuk dalam kelas sedang dengan nilai masing-masing 8,19 dan 8,72. Kriteria Desa Sirahan dan Desa Seloboro sebagai Desa Tangguh Bencana adalah Desa Tangguh Bencana Madya.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectBahaya, Kerentanan, Banjir Lahar Dingin, DAS Putih, Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.en_US
dc.titlePENILAIAN TINGKAT BAHAYA, TINGKAT KERENTANAN DAN KRITERIA DESA TANGGUH BENCANA TERHADAP BANJIR LAHAR DINGINen_US
dc.title.alternative(STUDI KASUS : DESA SIRAHAN DAN DESA SELOBORO PADA DAS PUTIH)en_US
dc.typeThesis SKR F T 325en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record