EFEKTIVITAS HAFALAN AL-QUR’AN MODEL SIMA’I DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ QUR’AN YATIM NURANI INSANI SLEMAN
Abstract
Skripsi ini berjudul Efektivitas Hafalan Al-Qur’an Model Sima’i di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani Insani Sleman, yang bertujuan untuk menjelaskan penerapan model sima’idalam menghafal Al-Qur’an, efektivitas Model Sima’i Dalam Menghafal Al-Qur’an dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat keberhasilan model sima’i dalam menghafal Al-Qur’an di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani Insani Sleman.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan efektivitas hafalan Al-Qur’an model sima’i seperti Pimpinan Pesantren, Guru Tahfidz Al-Qur’an, serta para santri tahfidz Al-Qur’an.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, Analisis data kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan Efektivitas Hafalan Al-Qur’an Model Sima’i di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani Insani Sleman. Kemudian di reduksi dan diverifikasi kemudian ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Pelaksanaan hafalan Al-Qur’an model sima’i di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani insani Sleman adalah seorang ustadz/guru membacakan bacaan Al-Qur’an bersama-sama, suatu ayat dibacakan oleh ustadz secara berulang-ulang sebanyak 10 kali, kemudian santri dites hafalan ayat tersebut satu persatu dan setelah hafal baru pindah ke ayat yang lain. (2). Efektivitas penerapan model sima’i di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani Insani Sleman ditinjau dari teori efektivitas yang membandingkan tujuan dan hasilnya sudah tergolong efektif ini dibuktikan dengan output dari program hafalan Al-Qur’an tersebut telah hafal 30 juz dalam jangka waktu kurang lebih enam tahun bahkan ada yang hafal 30 juz dalam waktu dua tahun satu bulan. (3). Faktor pendukung penerapan model sima’i dalam hafalan Al-Qur’an di Pesantren Tahfidz Qur’an Yatim Nurani Sleman adalah semangat santri dalam menghafal Al-Qur’an, lengkapnya sarana dan prasarana dan guru tahfidz yang sudah hafal tiga puluh juz Al-Qur’an. Faktor penghambatnya adalah santri tidak lancar membaca Al-Qur’an, kurangnya waktu dan kurangnya jumlah guru tahfidz Al-Qur’an.