dc.contributor.advisor | RAHMAN, TAUFIQUR | |
dc.contributor.author | KAHARUDDIN, ABDUL RAIS | |
dc.date.accessioned | 2017-11-13T03:54:16Z | |
dc.date.available | 2017-11-13T03:54:16Z | |
dc.date.issued | 2017-08-15 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15966 | |
dc.description | This study examines the discourse analysis on the identity of Islam Progressive Muhammadiyah which has been emerging ever since the one-centurymuktamar and has become a profound theme upon the 47thmuktamar in Makassar. This study aims to find out the effort of Muhammadiyah in constructing Progressive Islam as its identity as well as to figure out how Muhammadiyah defines Islam Progressive itself.
The method of this study was Critical Discourse Analysis, implemented in the form of qualitative analysis. The data gathering technique was going through documentation, in which texts such as books, articles or official Muhammadiyah magazines were collected. The collected data were analyzed through critical discourse analysis according to socio-cognitive approach by Teun Van Dijk, involving text elements, social cognition and social context.
The results of the study show that Muhammadiyah has constructed the values of Progressive Islam ever since it was established; this is due to the fact that Islam Progressive is defined as having the vision ofadvanced, fast-forward, one step ahead and reliable in coping with the challenges of time. This study is interesting in the way that although Islam Progressive has been originallyan identity in value, Islam Progressive introduced by Muhammadiyah during its early period was not becoming a special designation in terms of symbol, slogan or particular jargon. The term Islam Progressive as the depiction or identity of Muhammadiyahemerged after the one-centurymuktamar and even more reinforced upon the 47thmuktamar. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini mengkaji wacana identitas Islam Berkemajuan Muhammadiyah yang santer muncul pasca muktamar satu abad dan kemudian menjadi tema besar ketika muktamar ke-47 di Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Muhammadiyah dalam mengkonstruksi Islam Berkemajuan sebagai identitasnya sekaligus mencari tahu bagaimana Muhammadiyah mendefinisikan Islam Berkemajuan tersebut.
Metode pada penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (Crtitical Discourse Analysis) yang diimplementasikan dalam bentuk analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui dokumentasi yaitu mengumpulkan data berupa teks-teks baik itu buku, artikel maupun majalah resmi Muhammadiyah. Kemudian data yang telah dikumpulkan diolah dengan teknik analisis wacana kritis menurut model pendekatan sosio kognitif dari Teun Van Dijk dengan elemen-elemen teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa Muhammadiyah telah melakukan konstruksi Islam Berkemajuan secara nilai sejak awal berdirinya, ini karena pengertian Islam Berkemajuan memiliki visi kedepan, maju, one step ahead dan memiliki solusi atas setiap tantangan zaman. Penelitian ini menarik karena meskipun secara nilai, Islam Berkemajuan telah menjadi identitas, tetapi Islam Berkemajuan yang ditampilkan Muhammadiyah pada masa awal berdirinya belum menjadi sesuatu istilah khusus yang menjadi simbol, slogan atau jargon tertentu. Baru pasca muktamar satu abad dan menguat pada muktamar ke-47 istilah Islam Berkemajuan muncul sebagai penggambaran atau identitas dari Muhammadiyah. | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | Wacana, Islam Berkemajuan, Muhammadiyah, Identitas. Discourse, Progressive Islam, Muhammadiyah, Identity | en_US |
dc.title | WACANA IDENTITAS ISLAM BERKEMAJUAN MUHAMMADIYAH PASCA MUKTAMAR KE-47 DI MAKASSAR | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
419 | en_US |