WACANA IDENTITAS ISLAM BERKEMAJUAN MUHAMMADIYAH PASCA MUKTAMAR KE-47 DI MAKASSAR
Abstract
Penelitian ini mengkaji wacana identitas Islam Berkemajuan Muhammadiyah yang santer muncul pasca muktamar satu abad dan kemudian menjadi tema besar ketika muktamar ke-47 di Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Muhammadiyah dalam mengkonstruksi Islam Berkemajuan sebagai identitasnya sekaligus mencari tahu bagaimana Muhammadiyah mendefinisikan Islam Berkemajuan tersebut.
Metode pada penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (Crtitical Discourse Analysis) yang diimplementasikan dalam bentuk analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui dokumentasi yaitu mengumpulkan data berupa teks-teks baik itu buku, artikel maupun majalah resmi Muhammadiyah. Kemudian data yang telah dikumpulkan diolah dengan teknik analisis wacana kritis menurut model pendekatan sosio kognitif dari Teun Van Dijk dengan elemen-elemen teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa Muhammadiyah telah melakukan konstruksi Islam Berkemajuan secara nilai sejak awal berdirinya, ini karena pengertian Islam Berkemajuan memiliki visi kedepan, maju, one step ahead dan memiliki solusi atas setiap tantangan zaman. Penelitian ini menarik karena meskipun secara nilai, Islam Berkemajuan telah menjadi identitas, tetapi Islam Berkemajuan yang ditampilkan Muhammadiyah pada masa awal berdirinya belum menjadi sesuatu istilah khusus yang menjadi simbol, slogan atau jargon tertentu. Baru pasca muktamar satu abad dan menguat pada muktamar ke-47 istilah Islam Berkemajuan muncul sebagai penggambaran atau identitas dari Muhammadiyah.