dc.contributor.advisor | ANNISA, FIRLY | |
dc.contributor.author | HARIS, NARGIES SAMARA | |
dc.date.accessioned | 2018-01-17T01:15:12Z | |
dc.date.available | 2018-01-17T01:15:12Z | |
dc.date.issued | 2017-11-06 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/16875 | |
dc.description | Hadirnya fenomena perkembangan busana muslim bagi kaum perempuan di Indonesia telah membuat masyarakat kelas menengah menjadi semakin peka terhadap proses Islamisasi dengan mengonsumsi sejumlah barang yang dipercaya sebagai simbol agama Islam. Terlepas dari penampilan, domestifikasi perempuan dalam budaya patriarki cukup kental keberadaannya. Di mana perempuan kerap dikaitkan dengan tugas domestik kehidupan berumah tangga sehingga membuat minimnya kesempatan bagi perempuan untuk terus berkarya di luar rumah. Normalisasi menjadi dampak dari kedua fenomena itu yang kemudian membentuk sebuah wacana baru terhadap identitas perempuan muslim di lingkungan masyarakat. Film Hijab karya Hanung Bramantyo, dikatakan mencoba menjawab kegelisahan kaum perempuan setelah memasuki kehidupan rumah tangga mereka.
Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang mengaplikasikan analisis resepsi milik Stuart Hall (2010). Menargetkan pada perempuan khususnya yang sudah berumah tangga baik yang memiliki pekerjaan atau tidak untuk dijadikan sebagai informan. Melalui wawancara, penelitian ini akan menganalisis bagaimana informan memahami dan menginterpretasikan pesan yang disajikan dalam film.
Hijab mampu memberikan pemahaman kepada penonton terkait identitas perempuan yang baru di kalangan masyarakat. Identifikasi baik wajar dan tidak wajar maupun normal dan tidak normal kemudian muncul. Klasifikasi normal diberikan kepada mereka, perempuan muslim yang mengenakan jilbab dan mematuhi suami dengan setia berada di rumah. Sedangkan perempuan muslim yang tidak mengenakan jilbab dikatakan tidak normal/wajar. Beberapa informan mengaku setuju dengan pesan yang disajikan dalam film, sedangkan beberapa yang lain memiliki pendapatnya sendiri terhadap klasifikasi tersebut. | en_US |
dc.description.abstract | The presence of the development phenomena of moslem dress for women in Indonesia has made middle class society become more susceptible towards the Islamization proses by purchasing some goods considered as Islam religion symbol. Despite the performance, the existence of woman domestication in patriarchal culture was strong. It is in which women are often related to domestic job in the household life so that it makes less chance for women to keep on working outside the house. The normalization becomes the impact of both phenomena that then makes a new discourse towards moslem woman identity in the society. Hijab movie by Hanung Bramantyo is regarded trying to answer the restlessness of the women after they get into their household life.
The research used descriptive qualitative technique that applied the reception analysis of Stuart Hall (2010). It targeted on the women especially who had had household life both who had job and who did not as informants. Through the interview, the research would analyze how the informants understood and interpreted the message delivered in the movie.
Hijab could give understanding for the audiences related to the new woman identity in the society. The identification that was both proper and not proper, as well as normal and not normal then emerged. The normal classification was given to them, moslem women who wore headscarf and obeyed their husbands faithfully in the houses. Meanwhile, moslem women who did not wear headscarf were regarded as not normal/ proper. Some informants agreed with the message delivered in the movie, while some others had their own opinions towards the classification. | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | Hijab movie, Women, Reception Analysis. Film Hijab, Perempuan, Analisis Resepsi | en_US |
dc.title | ANALISIS RESEPSI PENONTON PEREMPUAN TERHADAP FILM HIJAB | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
697 | en_US |