Show simple item record

dc.contributor.advisorSULAKMONO, TUNJUNG
dc.contributor.authorFARNANDA, FARNANDA
dc.date.accessioned2018-01-19T01:54:49Z
dc.date.available2018-01-19T01:54:49Z
dc.date.issued2017-12-19
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/16997
dc.descriptionBerlangsungnya demoktratitasi tidak bisa hanya sebatas formalitas, melainkan demokrasi tersebut harus membuka ruang bagi publik untuk berhak mengemukakan pendapatnya secara otonom di muka umum. Perkembangan ide mengenai ruang publik dapat dikaitkan dengan partisipasi politik yang merupakan elemen penting dari proses demokratisasi. Dalam menggerakkan demokrasi tersebut, ruang publik yang tercipta dapat dijadikan sebagai sarana partisipasi politik. Warung kopi Aceh di Yogyakarta sebagai ruang publik harus bersifat inklusif, egaliter, dan bebas tekanan, sehingga dengan adanya warung kopi Aceh di Yogyakarta dapat tercipta komunikasi ataupun dialog yang wajar sebagai bentuk dari partisipasi politik masyarakat Aceh di Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara (depth interview) dengan beberapa responden yaitu ; Pemilik warung kopi Aceh, karyawan, pengunjung warung kopi, serta masyarakat Aceh di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa warung kopi Aceh merupakan sebuah ruang publik yang keberadaanya di Yogyakarta dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat Aceh di Yogyakarta. Melestarikan budaya ngopi sambil bersilaturrahmi, sarana edukatif, dan tools dalam partisipasi politik merupakan manfaat yang diperoleh masyarakat Aceh di Yogyakarta. Warung kopi Aceh merupakan ladang atas lahirnya ide-ide, opini, maupun aspirasi dalam bentuk diskusi yang menyangkut politik. Diskusi di warung kopi Aceh merupakan bentuk dari respon masyarakat Aceh di Yogyakarta dalam mengawal berlangsungnya pemerintahan Aceh. Berbagai opini atau aspirasi yang lahir di warung kopi Aceh, akan “disaring” menjadi sebuah aspirasi final ke tahap yang lebih formal dan terstruktur melalui diskusi di Gerakan Surah Buku yang melibatkan para elite politik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah warung kopi Aceh di Yogyakarta mampu menyatukan dan menjadi sebuah wadah bagi masyarakat Aceh khusunya untuk saling bersilaturrahmi dan berinteraksi antar sesamanya. Partisipasi politik di warung kopi Aceh di Yogyakarta terjadi melalui diskusi atau obrolan oleh masyararakat Aceh yang berasal dari berbagai kalangan atau paguyuban daerah Aceh. Dengan demikian akan mengasilkan banyak aspirasi yang lahir di setiap meja yang ada di warung kopi Aceh tersebut.en_US
dc.description.abstractBerlangsungnya demoktratitasi tidak bisa hanya sebatas formalitas, melainkan demokrasi tersebut harus membuka ruang bagi publik untuk berhak mengemukakan pendapatnya secara otonom di muka umum. Perkembangan ide mengenai ruang publik dapat dikaitkan dengan partisipasi politik yang merupakan elemen penting dari proses demokratisasi. Dalam menggerakkan demokrasi tersebut, ruang publik yang tercipta dapat dijadikan sebagai sarana partisipasi politik. Warung kopi Aceh di Yogyakarta sebagai ruang publik harus bersifat inklusif, egaliter, dan bebas tekanan, sehingga dengan adanya warung kopi Aceh di Yogyakarta dapat tercipta komunikasi ataupun dialog yang wajar sebagai bentuk dari partisipasi politik masyarakat Aceh di Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara (depth interview) dengan beberapa responden yaitu ; Pemilik warung kopi Aceh, karyawan, pengunjung warung kopi, serta masyarakat Aceh di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa warung kopi Aceh merupakan sebuah ruang publik yang keberadaanya di Yogyakarta dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat Aceh di Yogyakarta. Melestarikan budaya ngopi sambil bersilaturrahmi, sarana edukatif, dan tools dalam partisipasi politik merupakan manfaat yang diperoleh masyarakat Aceh di Yogyakarta. Warung kopi Aceh merupakan ladang atas lahirnya ide-ide, opini, maupun aspirasi dalam bentuk diskusi yang menyangkut politik. Diskusi di warung kopi Aceh merupakan bentuk dari respon masyarakat Aceh di Yogyakarta dalam mengawal berlangsungnya pemerintahan Aceh. Berbagai opini atau aspirasi yang lahir di warung kopi Aceh, akan “disaring” menjadi sebuah aspirasi final ke tahap yang lebih formal dan terstruktur melalui diskusi di Gerakan Surah Buku yang melibatkan para elite politik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah warung kopi Aceh di Yogyakarta mampu menyatukan dan menjadi sebuah wadah bagi masyarakat Aceh khusunya untuk saling bersilaturrahmi dan berinteraksi antar sesamanya. Partisipasi politik di warung kopi Aceh di Yogyakarta terjadi melalui diskusi atau obrolan oleh masyararakat Aceh yang berasal dari berbagai kalangan atau paguyuban daerah Aceh. Dengan demikian akan mengasilkan banyak aspirasi yang lahir di setiap meja yang ada di warung kopi Aceh tersebut.
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectRuang Publik, Warung Kopi Aceh, Partisipasi Politiken_US
dc.titleWARUNG KOPI ACEH SEBAGAI RUANG PUBLIK : MODEL PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT ACEH DI YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesis SKR 739en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record