WARUNG KOPI ACEH SEBAGAI RUANG PUBLIK : MODEL PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT ACEH DI YOGYAKARTA
Abstract
Berlangsungnya demoktratitasi tidak bisa hanya sebatas formalitas,
melainkan demokrasi tersebut harus membuka ruang bagi publik untuk berhak
mengemukakan pendapatnya secara otonom di muka umum. Perkembangan ide
mengenai ruang publik dapat dikaitkan dengan partisipasi politik yang merupakan
elemen penting dari proses demokratisasi. Dalam menggerakkan demokrasi
tersebut, ruang publik yang tercipta dapat dijadikan sebagai sarana partisipasi
politik. Warung kopi Aceh di Yogyakarta sebagai ruang publik harus bersifat
inklusif, egaliter, dan bebas tekanan, sehingga dengan adanya warung kopi Aceh di
Yogyakarta dapat tercipta komunikasi ataupun dialog yang wajar sebagai bentuk
dari partisipasi politik masyarakat Aceh di Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif kualitatif dengan
teknik wawancara (depth interview) dengan beberapa responden yaitu ; Pemilik
warung kopi Aceh, karyawan, pengunjung warung kopi, serta masyarakat Aceh di
Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa
wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa warung kopi Aceh
merupakan sebuah ruang publik yang keberadaanya di Yogyakarta dapat memberi
banyak manfaat bagi masyarakat Aceh di Yogyakarta. Melestarikan budaya ngopi
sambil bersilaturrahmi, sarana edukatif, dan tools dalam partisipasi politik
merupakan manfaat yang diperoleh masyarakat Aceh di Yogyakarta. Warung kopi
Aceh merupakan ladang atas lahirnya ide-ide, opini, maupun aspirasi dalam bentuk
diskusi yang menyangkut politik. Diskusi di warung kopi Aceh merupakan bentuk
dari respon masyarakat Aceh di Yogyakarta dalam mengawal berlangsungnya
pemerintahan Aceh. Berbagai opini atau aspirasi yang lahir di warung kopi Aceh,
akan “disaring” menjadi sebuah aspirasi final ke tahap yang lebih formal dan
terstruktur melalui diskusi di Gerakan Surah Buku yang melibatkan para elite
politik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah warung kopi Aceh di Yogyakarta
mampu menyatukan dan menjadi sebuah wadah bagi masyarakat Aceh khusunya
untuk saling bersilaturrahmi dan berinteraksi antar sesamanya. Partisipasi politik di
warung kopi Aceh di Yogyakarta terjadi melalui diskusi atau obrolan oleh
masyararakat Aceh yang berasal dari berbagai kalangan atau paguyuban daerah
Aceh. Dengan demikian akan mengasilkan banyak aspirasi yang lahir di setiap meja
yang ada di warung kopi Aceh tersebut.