Show simple item record

dc.contributor.advisorKHASANAH, MIFTAKHUL
dc.contributor.authorWISMAWATI, WAHYU
dc.date.accessioned2018-01-24T04:18:25Z
dc.date.available2018-01-24T04:18:25Z
dc.date.issued2017-11-17
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/17233
dc.descriptionBerdirinya sebuah Lembaga Keuangan Syariah tidak akan lepas dengan risiko-risiko yang akan ditimbulkan baik dalam penyaluran dana maupun penghimpunan dana. Namun perlu diketahui bahwa risiko yang paling besar biasanya ada pada proses penyaluran dana meskipun dalam hal penyaluran dana ini aka nada keuntungan yang lebih besar yang didapatkan oleh BMT dibandingkan dengan penghimpunan dana. Dalam hal ini pihak Lembaga Keuangan termasuk BMT harus berhati-hati agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah terutama pada pembiayaan yang sering disalurkan seperti murabahah dan ijarah. Selain berhati-hati pihak BMT harus memiliki Standar Operasional Prosedur yang nantinya akan menjadi pedoman dalam proses penyaluran pembiayaan sekaligus meminimalisir terjadinya risiko. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif diskripsi. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian data sekunder yang diperoleh melalui buku dan data pendukung lainya serta penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT Bina Ihsanul Fikri BMT Bina Ihsanul Fikri kuat secara finansial dan memiliki keunggulan dalam bersaing pada industri yang stabil dan sedang tumbuh. Dalam hal ini BMT Bina Ihsanul Fikri memaksimalkan strategi kekuatan dan sudah menerapkan prosedur manajemen risiko yang ditetapkan.en_US
dc.description.abstractThe establishment of Sharia Financial Institution is always intertwining with possible risks aroused from its fund channeling as well as its fund raising. However, it is important to notice that the highest risk is mostly related to the process of fund channeling despite the bigger profit it garnered than the ones garnered through fund raising. In regard to this, Financial Institution including BMT must pay extra attention to avoid financing problems mostly on financing channeled through murabahah and ijarah. Besides being careful, BMT has to own a Standard Operating Procedure that later will be used as guideline during the process of fund channeling to minimize risk possibility. The research methodology used was descriptive qualitative. Data used was primary data compiled directly from the field through interview, observation and documentation. Whereas the secondary data compiled from books and other supporting data in the research will be analyzed using SWOT. The research result indicated that BMT Bima Ihsanul Fikri is financially strong and has superiority to compete among other stable and developing industries. Regarding to this, BMT Bina Ihsanul Fikri maximizes its power strategy and has already implemented the designated risk management.en_US
dc.publisherFAI UMYen_US
dc.subjectBMT (Baitul Mal Wa Tamwil), Murabahah and ijarah financing, Risk, SOP (Standard Operating Procedure), SWOT. BMT ( Baitul Mal Wa Tamwil), Pembiayaan murabahah dan ijarah, Risiko, SOP ( Standar Operasional Prosedur), SWOTen_US
dc.titleMANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIAYAAN (AKAD MURABAHAH DAN IJARAH) BERDASARKAN ANALISIS SWOTen_US
dc.title.alternative( STUDI KASUS : BMT BINA IHSANUL FIKRI KOTA YOGYAKARTA)en_US
dc.typeThesis SKR FAI 472en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record