FORMULASI DAN UJI STABILITA FISIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK BIJI LENGKENG (Euphoria longana Lam.) DENGAN KOMBINASI EMULGATOR SINTETIK
Abstract
Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai, yang mempunyai
konsistensi relatif cair dan dapat diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak
atau minyak dalam air. Ekstrak biji buah lengkeng (Euphoria longana Lam.)
berpotensi menghambat enzim tirosinase sehingga diduga dapat digunakan dalam
sediaan skin whitening. Dalam penelitian ini akan dibuat krim yang mengandung
bahan aktif ekstrak biji lengkeng dengan kombinasi emulgator sintetik, yaitu
carbomer, TEA, dan tween 80. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
krim ekstrak biji lengkeng dengan kombinasi emulgator sintetik, serta mengetahui
karakteristik dan stabilitas fisik krim ekstrak biji lengkeng yang dihasilkan.
Ekstrak kental biji lengkeng didapatkan dengan menggunakan metode
maserasi dengan aquadest pada suhu 70-750C. Krim ekstrak biji lengkeng dibuat
dengan tipe minyak dalam air. Formula krim dikembangkan menjadi enam formula
dengan variasi konsentrasi carbomer dan TEA, yaitu A1, B1, C1, A2, B2, C2.
Selanjutnya, krim diuji karakteristik dan stabilitas fisiknya. Uji karakteristik
meliputi organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, daya proteksi, dan
tipe emulsi, sedangkan uji stabilitas meliputi cycling test dan centrifugal test dengan
parameter pengujian yang sama pada uji karakteristik dan ditambahkan satu
parameter, yaitu diameter globul. Data yang disajikan merupakan replikasi tiga kali
dalam bentuk rata-rata ± standar deviasi dan grafik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji lengkeng dapat
diformulasikan menjadi krim dengan kombinasi carbomer, TEA, dan tween 80.
Hasil uji karakteristik menunjukkan C1 dan B2 memiliki karakteristik yang baik
dibandingkan A1, B1, A2, dan C2 dengan hasil pada krim C1 memiliki pH 6 dan
daya lekat 300 detik, sedangkan B2, pH 7 dan daya sebar 5.40 ± 0.22. Uji
karakteristik untuk semua formula dikatakan ideal kecuali hasil pengukuran pH.
Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan krim mengalami ketidakstabilan dimulai dari
siklus kedua yang ditandai dengan terbentuknya gumpalan pada medium dispersi
krim.