Show simple item record

dc.contributor.advisorMARSUDI, IMAN
dc.contributor.authorANISA, SITI
dc.date.accessioned2018-03-19T03:49:55Z
dc.date.available2018-03-19T03:49:55Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18060
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam hadis tentang perintah shalat kepada anak dan menguji kualitas dan orisinalitas hadis tersebut, serta menganalisis kandungan hadis tersebut dan mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan Islam pada hadis tersebut dalam pendidikan Islam khususnya di lingkup keluarga. Penelitian ini adalah penelitian tentang teks hadis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data primernya adalah Kutub at-Tis’ah. Sedangkan metode analisis data berupa deskriptif-analitis dengan menggunakan teori ma’ānī al-ḥadīṡ yang ditawarkan oleh Musahadi HAM, yaitu analisis matan, historis dan generalisasi. Berdasarkan hasil penelitian, yaitu dengan menggunakan kata kunci murrū, aulādakum, aṣ-ṣabiyya, farriqū, sab’a sinīn, iḍribū dan maḍāji’u, ditemukan 5 hadis tentang perintah shalat kepada anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kelima hadis tersebut mempunyai derajat ṣaḥīḥ. Hadis-hadis tentang perintah shalat kepada anak itu diriwayatkan secara ma’nawī. Hadis tersebut sarat dengan nilai-nilai pendidikan Islam, diantaranya pendidikan aqidah, ibadah, akhlak dan pendidikan seks. Dalam hadis tentang perintah shalat kepada anak terdapat dua metode pendidikan, yakni metode perintah setelah memberikan penjelasan serta bimbingan, dan metode pemberian hukuman terhadap pelanggaran anak. Setelah dianalisis lebih dalam, pemberian hukuman fisik kepada anak merupakan alternatif terakhir dalam proses pendidikan setelah melakukan metode-metode yang lain. Dalam Islam, mendidik dengan cara yang lembut merupakan metode yang lebih baik. Hadis tentang perintah shalat kepada anak juga menjelaskan bahwa mendidik bukan hanya sekedar memberikan bimbingan dan arahan, tetapi juga harus memperhatikan kondisi psikologis peserta didik, sehingga anak siap untuk menerima pendidikan. Kondisi psikologis anak erat sekali kaitannya dengan usia anak didik. Hadis Rasulullah saw. tentang perintah shalat kepada anak merupakan sumber pendidikan yang sangat memperhatikan kondisi psikologis anak. Rasulullah saw. memerintahkan untuk mengajarkan shalat pada usia 7 – 10 tahun. Menurut psikologi pendidikan, usia tersebut adalah fase intelektual, dimana anak mempunyai respon yang cepat untuk menerima hal-hal baru dan sudah mulai bisa berfikir sistematis. Sehingga pendidikan agama akan sangat berpengaruh jika disampaikan pada fase tersebut.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam hadis tentang perintah shalat kepada anak dan menguji kualitas dan orisinalitas hadis tersebut, serta menganalisis kandungan hadis tersebut dan mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan Islam pada hadis tersebut dalam pendidikan Islam khususnya di lingkup keluarga. Penelitian ini adalah penelitian tentang teks hadis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data primernya adalah Kutub at-Tis’ah. Sedangkan metode analisis data berupa deskriptif-analitis dengan menggunakan teori ma’ānī al-ḥadīṡ yang ditawarkan oleh Musahadi HAM, yaitu analisis matan, historis dan generalisasi. Berdasarkan hasil penelitian, yaitu dengan menggunakan kata kunci murrū, aulādakum, aṣ-ṣabiyya, farriqū, sab’a sinīn, iḍribū dan maḍāji’u, ditemukan 5 hadis tentang perintah shalat kepada anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kelima hadis tersebut mempunyai derajat ṣaḥīḥ. Hadis-hadis tentang perintah shalat kepada anak itu diriwayatkan secara ma’nawī. Hadis tersebut sarat dengan nilai-nilai pendidikan Islam, diantaranya pendidikan aqidah, ibadah, akhlak dan pendidikan seks. Dalam hadis tentang perintah shalat kepada anak terdapat dua metode pendidikan, yakni metode perintah setelah memberikan penjelasan serta bimbingan, dan metode pemberian hukuman terhadap pelanggaran anak. Setelah dianalisis lebih dalam, pemberian hukuman fisik kepada anak merupakan alternatif terakhir dalam proses pendidikan setelah melakukan metode-metode yang lain. Dalam Islam, mendidik dengan cara yang lembut merupakan metode yang lebih baik. Hadis tentang perintah shalat kepada anak juga menjelaskan bahwa mendidik bukan hanya sekedar memberikan bimbingan dan arahan, tetapi juga harus memperhatikan kondisi psikologis peserta didik, sehingga anak siap untuk menerima pendidikan. Kondisi psikologis anak erat sekali kaitannya dengan usia anak didik. Hadis Rasulullah saw. tentang perintah shalat kepada anak merupakan sumber pendidikan yang sangat memperhatikan kondisi psikologis anak. Rasulullah saw. memerintahkan untuk mengajarkan shalat pada usia 7 – 10 tahun. Menurut psikologi pendidikan, usia tersebut adalah fase intelektual, dimana anak mempunyai respon yang cepat untuk menerima hal-hal baru dan sudah mulai bisa berfikir sistematis. Sehingga pendidikan agama akan sangat berpengaruh jika disampaikan pada fase tersebut.en_US
dc.publisherFAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectHadis, shalat, anak, Pendidikan, Islam, keluarga.en_US
dc.titleSTUDI KRITIS TERHADAP HADIS PERINTAH SHALAT KEPADA ANAK (PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record