Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorYUNIARSIH, ISTI RUFAIDA
dc.date.accessioned2018-03-26T07:41:23Z
dc.date.available2018-03-26T07:41:23Z
dc.date.issued2015-08-24
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18254
dc.descriptionPenelitian ini tentang pergeseran feminitas perempuan dari masa Orde Baru (1989), masa transisi Orde Baru ke Reformasi (1995) dan masa pasca Orde Baru (2014). Iklan Citra yang diteliti ini menggambarkan bagaimana perempuan di konstruksi pada masanya. Mulai dari perempuan yang hanya berurusan dengan ranah domestik dan dianggap tidak pantas untuk melakukan pekerjaan laki- laki. Kemudian pada masa transisi, perempuan mulai menampakkan diri di hadapan publik dengan bekerja seperti laki- laki. Akan tetapi, pada masa transisi perempuan juga diharuskan bekerja di ranah domestik. Pada masa pasca Orde Baru, perempuan sangat berani tampil di hadapan publik dan laki- laki pada masa pasca Orde Baru mengakui bahwa perempuan mampu melakukan pekerjaan laki- laki sehingga menjadikan perempuan setara dengan laki- laki. Metode penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes dengan melihat tanda- tanda yang terdapat dalam iklan Citra yang diteliti dengan menitik beratkan pada aspek denotatif dan konotatif yang kemudian menghasilkan mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pergeseran feminitas perempuan dalam iklan Citra pada masa Orde Baru (1989), masa transisi Orde Baru ke Reformasi (1995) dan masa pasca Orde Baru (2014). Pergeseran yang terjadi dalam iklan Citra sangat kuat karena pengaruh dari budaya yang terjadi di Indonesia, politik serta kekuasaan yang berbeda.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini tentang pergeseran feminitas perempuan dari masa Orde Baru (1989), masa transisi Orde Baru ke Reformasi (1995) dan masa pasca Orde Baru (2014). Iklan Citra yang diteliti ini menggambarkan bagaimana perempuan di konstruksi pada masanya. Mulai dari perempuan yang hanya berurusan dengan ranah domestik dan dianggap tidak pantas untuk melakukan pekerjaan laki- laki. Kemudian pada masa transisi, perempuan mulai menampakkan diri di hadapan publik dengan bekerja seperti laki- laki. Akan tetapi, pada masa transisi perempuan juga diharuskan bekerja di ranah domestik. Pada masa pasca Orde Baru, perempuan sangat berani tampil di hadapan publik dan laki- laki pada masa pasca Orde Baru mengakui bahwa perempuan mampu melakukan pekerjaan laki- laki sehingga menjadikan perempuan setara dengan laki- laki. Metode penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes dengan melihat tanda- tanda yang terdapat dalam iklan Citra yang diteliti dengan menitik beratkan pada aspek denotatif dan konotatif yang kemudian menghasilkan mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pergeseran feminitas perempuan dalam iklan Citra pada masa Orde Baru (1989), masa transisi Orde Baru ke Reformasi (1995) dan masa pasca Orde Baru (2014). Pergeseran yang terjadi dalam iklan Citra sangat kuat karena pengaruh dari budaya yang terjadi di Indonesia, politik serta kekuasaan yang berbeda.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectSemiotika, Feminitas, Perempuan, Periodisasien_US
dc.titleREPRESENTASI FEMINITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN CITRA (ANALISIS SEMIOTIKA: IKLAN CITRA ERA TAHUN 1989, TAHUN 1995 DAN TAHUN 2014)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record