Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorFRISTIANA, RINE
dc.date.accessioned2018-03-27T02:29:05Z
dc.date.available2018-03-27T02:29:05Z
dc.date.issued2015-06-19
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18268
dc.descriptionLatar Belakang : Gangguan Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan masalah yang masih sering muncul di Indonesia. Gangguan ini berhubungan dengan fungsi hormon tiroid. Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrien, dan ion organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan, perkembangan susunan saraf pusat dan tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat aktivitas fisik dan tiroksin terhadap perubahan perkembangan dan pertumbuhan tampilan fisik pada hipotiroid kongenital. Metode: Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain penelitian adalah postes grup kontrol pada 8 ekor induk tikus bunting Sparague Dawley (SD) usia 4-5 bulan yang diinduksi propiltiourasil (PTU) dengan dosis 0,1 gr/liter selama bunting. Anak-anak tikus yang lahir dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok perlakuan tanpa aktivitas latihan jalan cepat, kelompok perlakuan dengan aktivitas latihan jalan cepat, dan kelompok perlakuan dengan tiroksin. Variabel penelitian berupa berat badan yang diukur dengan menggunakan timbangan digital dan panjang badan yang diukur dengan jangka sorong. Analisa data dan uji beda menggunakan Repeated ANOVA dan turunannya. Hasil: Seluruh kelompok penelitian mengalami perubahan berat badan yang bermakna pada minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu ke-8 dengan nilai (p=0,000), berat badan paling besar terdapat pada kelompok tikus hipotiroid tanpa latihan dengan rata-rata berat badan minggu kedelapan 91,82 gr dan berat badan paling kecil pada kelompok tikus tiroksin dengan rata-rata berat badan minggu kedelapan 56,34 gr. Perubahan yang bermakna juga terdapat pada pengukuran panjang badan minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu ke-8 dengan nilai (p=0,000), panjang badan paling tinggi terdapat pada tikus elompok tanpa latihan dengan rata-rata panjang badan minggu kedelapan 14,48 mm dan panjang badan paling pendek terjadi pada kelompok tikus hipotiroid tiroksin dengan rata-rata panjang badan minggu kedelapan 12,76 mm. Simpulan: Aktivitas fisik seperti latihan jalan dengan menggunakan roda putar dapat memperbaiki tampilan fisik tikus hipotiroid kongenital dibanding dengan kelompok tikus yang tidak dilatih.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang : Gangguan Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan masalah yang masih sering muncul di Indonesia. Gangguan ini berhubungan dengan fungsi hormon tiroid. Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrien, dan ion organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan, perkembangan susunan saraf pusat dan tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat aktivitas fisik dan tiroksin terhadap perubahan perkembangan dan pertumbuhan tampilan fisik pada hipotiroid kongenital. Metode: Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain penelitian adalah postes grup kontrol pada 8 ekor induk tikus bunting Sparague Dawley (SD) usia 4-5 bulan yang diinduksi propiltiourasil (PTU) dengan dosis 0,1 gr/liter selama bunting. Anak-anak tikus yang lahir dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok perlakuan tanpa aktivitas latihan jalan cepat, kelompok perlakuan dengan aktivitas latihan jalan cepat, dan kelompok perlakuan dengan tiroksin. Variabel penelitian berupa berat badan yang diukur dengan menggunakan timbangan digital dan panjang badan yang diukur dengan jangka sorong. Analisa data dan uji beda menggunakan Repeated ANOVA dan turunannya. Hasil: Seluruh kelompok penelitian mengalami perubahan berat badan yang bermakna pada minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu ke-8 dengan nilai (p=0,000), berat badan paling besar terdapat pada kelompok tikus hipotiroid tanpa latihan dengan rata-rata berat badan minggu kedelapan 91,82 gr dan berat badan paling kecil pada kelompok tikus tiroksin dengan rata-rata berat badan minggu kedelapan 56,34 gr. Perubahan yang bermakna juga terdapat pada pengukuran panjang badan minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu ke-8 dengan nilai (p=0,000), panjang badan paling tinggi terdapat pada tikus elompok tanpa latihan dengan rata-rata panjang badan minggu kedelapan 14,48 mm dan panjang badan paling pendek terjadi pada kelompok tikus hipotiroid tiroksin dengan rata-rata panjang badan minggu kedelapan 12,76 mm. Simpulan: Aktivitas fisik seperti latihan jalan dengan menggunakan roda putar dapat memperbaiki tampilan fisik tikus hipotiroid kongenital dibanding dengan kelompok tikus yang tidak dilatih.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjecthipotiroid kongenital, latihan jalan cepat, berat badan dan panjang badanen_US
dc.titleEFEK AKTIVITAS JALAN CEPAT DAN TERAPI TIROKSIN TERHADAP TAMPILAN FISIK TIKUS HIPOTIROID KONGENITAL PADA MASA PERTUMBUHANen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record