GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2014
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien di sarana kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, obat berperan penting baik dalam menangani atau sebagai pencegah timbulnya penyakit infeksi. Salah satu obat untuk mengatasi penyakit infeksi tersebut adalah antibiotik. Ketelitian dan kecermatan dalam memilih dan menggunakan antibiotik yang rasional tidak kalah penting agar dapat memberikan efek terapi yang optimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan dan kerasionalan penggunaan antibiotik untuk penyakit ISPA pada pasien anak di Instalasi Rawat Jalan RSUD Saras Husada Purworejo periode Januari - September 2014. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif noneksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien rawat jalan di RSUD Saras Husada Purworejo Periode Januari - September 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 pasien ISPA anak. Metode pengambilan sampel secara simple random sampling. Penelusuran mengenai kerasionalan antibiotik dilakukan melalui penelusuran literatur yakni Panduan Pengobatan ISPA Depkes (2005). Data yang diperoleh berupa daftar pemberian antibiotik kepada pasien kemudian diklasifikasikan berdasarkan golongan. Data tersebut selanjutnya dianalisis berdasarkan ketepatan pemilihan antibiotik dengan mengacu pada Panduan Pengobatan ISPA Depkes (2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan antibiotik pada pasien ISPA yaitu penggunaan amoksisilin sebanyak 23,3 %, sefadroksil sebanyak 56,7 %, dan kotrimoksazol sebanyak 20 %. Selain itu rasionalitas pengobatan berdasarkan kriteria tepat obat ditemukan tepat obat pada faringitis akut sebanyak 33 (91,43 %) obat dan kurang tepat sebanyak 3 (8,6 %) obat. Tepat obat pada bronkitis akut sebanyak 3 (13,6 %) obat dan kurang tepat sebanyak 19 (86,36 %) obat. Tepat obat pada pneumonia sebanyak 3 (100 %) obat