dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | ABIWAWANTI, FLORY RAHMAH | |
dc.date.accessioned | 2018-05-16T02:50:40Z | |
dc.date.available | 2018-05-16T02:50:40Z | |
dc.date.issued | 2018-03-14 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18779 | |
dc.description | Tulisan ini mencoba menjelaskan mengapa hasil temuan pelanggaran hukum humaniter yang dimiliki oleh ICRC tidak dapat memastikan penghormatan hukum tersebut di konflik Suriah. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pencapaian salah satu mandat ICRC yaitu memastikan penghormatan hukum humaniter dalam konflik bersenjata. Konflik di Suriah telah berlangsung sejak tahun 2011 dan menimbulkan sejumlah laporan pelanggaran hukum humaniter. Pelanggaran ini menyebabkan krisis kemanusiaan berskala besar di Suriah. ICRC sebagai organisasi internasional yang memiliki mandat untuk memastikan penghormatan hukum humaniter telah melakukan beberapa tindakan untuk menghentikan pelanggaran diantaranya yaitu diseminasi hukum humaniter dan dialog konfidensial dengan pemerintah Suriah. Hanya saja upaya-upaya yang dilakukan tidak membantu ICRC untuk mencapai fungsinya. Hambatan ini dipengaruhi oleh dua determinan yaitu kekuatan otoritas legal-rasional yang dimiliki oleh ICRC sebagai sebuah organisasi internasional sebagaimana dijelaskan melalui teori disfungsi OI Barnett-Finnemore dan efektivitas tata kelola global Waldvogel. Otoritas legal-rasional ICRC yang saling bertentangan menghambat pencapaian fungsi ICRC dalam memastikan penghormatan hukum humaniter. Selain itu, inefektivitas tata kelola global dalam isu hukum humaniter juga menjadi alasan mengapa penghormatan terhadap hukum humaniter dalam konflik bersenjata masih saja lemah | en_US |
dc.description.abstract | This paper attempts to explain why the findings of violations of humanitarian law owned by the ICRC can not ensure respect for those laws in the Syrian conflict. This has resulted in a delay in achieving one of the ICRC's mandates to ensure respect for humanitarian law in armed conflict. The conflict in Syria has been occuring since 2011 and has led to numerous reports of violations of humanitarian law. This violation caused a large-scale humanitarian crisis in Syria. The ICRC as an international organization mandated to ensure respect for humanitarian law has taken several actions to stop abuses such as the dissemination of humanitarian law and confidential dialogue with the Syrian government. It is just that the efforts made do not help the ICRC to achieve its function. This constraint is influenced by two determinants of the ICRC's own rational-legal authority as an international organization as explained through the theory of the Barnett-Finnemore OI dysfunction and Waldvogel's global governance effectiveness. The conflicting ICRC legal-rational authority impedes the achievement of the ICRC's function in ensuring respect for humanitarian law. In addition to this, the ineffectiveness of global governance in the issue of humanitarian law is also the reason why respect for humanitarian law in armed conflict is still weak. | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | Otoritas Legal-rasional, Efektivitas Tata Kelola Global, Hukum Humaniter, Konflik Suriah, ICRC. Legal-rational Authority, Global Governance Effectiveness, Humanitarian Law, Syrian Conflict, ICRC | en_US |
dc.title | HAMBATAN ICRC DALAM MEMONITOR PENGHORMATAN HUKUM HUMANITER DI KONFLIK SURIAH | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
011 | en_US |