dc.description.abstract | Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang
sifatnya multidimensional. Dalam interaksi antar berbagai
kelompok masyarakat, kemajemukan bisa melahirkan integrasi
sebagaimana juga bisa melahirkan konflik. Konflik-konflik yang
sudah terjadi memakan banyak korban, ada yang bisa ditemukan
resolusinya dan ada yang sampai sekarang masih berlangsung.
Tetapi antar etnis Jawa, Batak dan Minang, tiga etnis besar di
Indonesia, lebih terlihat nuansa integrasi, di banding nuansa
konflik.
Ruang lingkup penelitian ini adalah integrasi sosial
antar etnis Jawa-Minang-Batak di Jogja, Padang, dan Tanah
Karo. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa kualitas integrasi antar etnis
Jawa, Minang dan Batak di Jogja, Padang, dan Tanah Karo
adalah tinggi (73,3%). Perbedaan kepemelukan agama, status
sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan etnisitas tidak memiliki
hubungan signifikan dengan kualitas integrasi. Variabel yang
memiliki derajat hubungan yang signifikan dengan kualitas
integrasi adalah posisi minoritas-mayoritas kelompok etnis
dalam interaksi mereka dengan kelompok etnis lain.
Oleh karena itu dalam rangka menciptakan integrasi
sosial yang lebih baik di berbagai wilayah lain, perlu dilakukan
penelitian lebih mendalam terhadap variabel mayoritasminoritas
ini. Penelitian yang dimaksud hendaknya dilakukan
dengan pendekatan kualitatif, dalam rangka memahami
dinamika sosiologis yang lebih mendalam tentang integrasi
sosial antara kelompok minoritas dengan kelompok mayoritas
itu. | en_US |