dc.description.abstract | Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
baik dalam skop nasional maupun daerah. Sebagai mayoritas
penduduk Indonesia, umat Islam memiliki peranan yang penting
bagi proses integrasi bangsa. Sebagai unsur utama pembentuk
konfigurasi umat Islam Indonesia, Muhammadiyah dan NU tentu
memiliki peran yang besar bagi proses integrasi bangsa Indonesia.
Kenyataannya hubungan Muhammadiyah-NU, sebagaimana
hubungan antar kemunitas yang lain, mengalami dinamika, pasang
dan surut.
Ruang lingkup penelitian ini adalah interaksi, yang
meliputi integrasi atau konflik sosial antar komunitas NU dan
komunitas Muhammadiyah di dua wilayah: Jepara dan Yogyakarta.
Pertanyaan penelitian adalah bagaimana dan mengapa interaksi
sosial terjalin antara komunitas NU dan komunitas Muhammadiyah
di Jepara dan Yogyakarta?
Penelitian ini menemukan data: pertama, integrasi sosial
terjalin dengan sangat baik antara NU dan Muhamadiyah di
wilayah penelitian. Dari sisi kualitas, integrasi terjalin dalam
kualitas rendah 0%, kualitas sedang 51,7% dan kualitas tinggi
(48,7%). Kedua, Komunitas NU memiliki kualitas integrasi tinggi
(60%) lebih banyak dari pada Muhammadiyah (36,7%). Sementara
pada kualitas integrasi sedang, Muhammadiyah (63,3%) lebih
banyak dari pada NU (40%). Ketiga, tidak ada hubungan yang
signifikan antara kualitas integrasi dengan mayoritas-minoritas,
tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, keaktifan dalam
organisasi sosial keagamaan dan keaktifan dalam partai politik,
dalam integrasi antara Muhammadiyah dan NU di Yogyakarta dan
Jepara.
Karena temuan penelitian ini yang berbeda dengan asumsi
(atau mitos) yang umum diyakini sebagai variabel yang
berpengaruh dalam integrasi sosial, maka untuk mengetahui
variabel realitas betul-betul berhubungan secara signifikan dengan
kualitas integrasi diperlukan penelitian lanjut yang lebih mendalam
yang seyogyanya dilakukan dengan pendekatan kualitatif. | en_US |