dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | GUSTHAHIR, NABELEY | |
dc.date.accessioned | 2018-06-07T03:57:33Z | |
dc.date.available | 2018-06-07T03:57:33Z | |
dc.date.issued | 2018-05-03 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19653 | |
dc.description | Keluarga merupakan salah satu aspek yang paling penting dari kehidupan
manusia. Hal ini disebabkan keluarga adalah kelompok pertama yang diperoleh
oleh masing-masing individu. Kehadiran waria di dalam keluarga merupakan
sebuah proses historis, pembentukan kepribadian waria merupakan proses yang
cukup panjang. Seperti yang kita ketahui, waria pada dasarnya telah mengalami
konflik pribadi dalam dirinya sejak kecil, namun ketika mereka mencoba
menyatakan dan mengekspresikan hal tersebut, tak jarang terjadi penolakan dari
keluarga, sehingga membuat waria pergi dari rumah dan hidup mandiri. Namun
ada pula waria yang kemudian dapat diterima di dalam keluarga dengan proses
penyelesaian yang telah disepakati.
Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kualitatif,
dengan teknik pengambilan informan accidentalsampling, dimana peneliti dan
informan memiliki aksesbilitas yang nyaman. Teknik dalam pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap dua anggota keluarga yang memiliki keluarga yang hidup sebagai
seorang waria.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adanya beberapa sumber
konflik yang terjadi, salah satunya perbedaan prinsip antara anggota keluarga,
bentuk konfliknya adalah keluarga besar mengintimidasi. Pada informan keluarga
kedua konflik bersumber dari perbedaan nilai yang di anut oleh keluarga,
kemudian dilanggar dan mengakibatkan terjadinya penolakan terhadap waria
tersebut di dalam keluarga. Bentuk konflik yang terjadi brujung pada tindak
kekerasan fisik, dipukul dan ditendang, sehingga membuat waria tersebut
memutuskan untuk pergi dari rumah. Dalam proses tersebut ditemukan
penyelesaian konflik yang digunakan oleh ke-empat informan adalah dengan gaya
komunikasi asertif (kompromi), non agresif (menghindar) dan agresif
(menghindar). Adapun tabel yang mendeskripsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi penyelesaian konflik tersebut. | en_US |
dc.description.abstract | Family is one of the most important aspects of human life. This condition
is resulted from a family that works as the first group acquired by each individual.
The existence of transvestites in the family is a historical process, the establishing
process of transvestite personality is a quite long process. As we know,
transvestites are basically having personal conflict since their childhood, however,
in the time they try to state and express the condition; a rejection from family is
frequently occurring, thus, it made the transvestites to leave their home and live
independently. However, there are also transvestites who being accepted in their
families through the management process that has been agreed in prior.
This research was using descriptive qualitative-type of method with the
informants are derived through accidental sampling in which the researcher and
the informant acquire comfortable accessibility. The data is collected through
interview and observation techniques that have been conducted by the researcher
towards two family members that have family members live as transvestites.
The results acquired from this research are the emergence of several
conflict sources, one of them is the principle difference between family members
in which the form of conflict is the intimidation that comes from the extended
family. On the second informant, the conflict is emerged from the difference of
values embraced by the family; which violated and resulted in a rejection towards
the transvestite of the related family. The forms of conflict that occurred are
physical abuses; hit and kicked that cause the transvestite to take a decision to
leave the home. During the process, there are several conflict managements that
used by the four informants namely through assertive communications style
(compromising), non-aggressive (avoiding) and aggressive (avoiding). Aside from
that, there is a table that describes the factors that influence the conflict
managements. | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | Interpersonal Conflict, Conflict Management, Transvestites. Konflik Interpersonal, Penyelesaian Konflik, Waria | en_US |
dc.title | GAYA KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INTERPERSONAL WARIA DENGAN KELUARGANYA | en_US |
dc.title.alternative | (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF GAYA KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INTERPERSONAL MENGHINDAR DAN KOMPROMI PADA WARIA DENGAN KELUARGANYA) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FEB
111 | en_US |