PERILAKU PENDERITA KANKER NASOFARING DALAM MENCARI PENGOBATAN DI YOGYAKARTA
View/ Open
Date
2015Author
WALIYANTI, EMA
DEWI, FST
SUPRIYATI, SUPRIYATI
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang : Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, dari 7,6 juta kematian sekitar 13% disebabkan karena kanker. Kanker nasofaring menempati tingkat pertama di antara kanker di kepala dan leher. Berdasarkan penelitian, 60% - 95% dari pasien kanker nasofaring datang berobat pada stadium lanjut. Sikap dan perilaku pasien kanker dalam memilih pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat sosial-ekonomi dan latar belakang budaya. Selain itu, rasa takut terhadap efek samping pengobatan, takut dioperasi dan biaya pengobatan merupakan alasan penderita kanker terlambat mencari pengobatan.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku penderita kanker nasofaring dalam mencari pengobatan di Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Penelitian dilakukan di RSUP. Dr. Sardjito. Subjek penelitian adalah semua penderita dengan kanker nasofaring yang berobat ke RSUP. Dr. Sardjito. Informan dipilih secara purposive sampling. Sebanyak 20 informan diwawancarai menggunakan panduan wawancara. Semua wawancara ditranskrip dan analisis dengan bantuan opencode 3.6.
Hasil Penelitian: Perilaku penderita kanker nasofaring dalam mencari pengobatan di Yogyakarta dimulai ketika gejala pertama muncul. Pada awalnya, penderita memilih untuk menggunakan pengobatan medis untuk mengatasi penyakit. Saat menjalani pengobatan medis, penderita merasa pelayanan terlalu lama dan tidak segera ditangani, sehingga mereka beralih ke pengobatan alternatif. Saat menjalani pengobatan alternatif, penderita menilai bahwa pengobatan alternatif kurang efektif, bahkan membuat penyakitnya menjadi lebih parah, sehingga penderita memilih kembali ke pengobatan medis.
Hasil penelitian ini menunjukkan 5 faktor yang mempengaruhi penderita dalam mencari pengobatan, yaitu: persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap pelayanan medis, biaya pengobatan, dukungan eksternal dan penilaian dari proses pengobatan.
Kesimpulan: Pengobatan yang dipilih oleh penderita kanker nasofaring di Yogyakarta adalah pengobatan medis dan alternatif, yang pelaksanaanya dilakukan secara bolak-balik diantara keduannya. Temuan ini dapat membantu untuk merancang program pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker nasofaring.
Kata kunci: perilaku, pengobatan, kanker nasofaring, Yogyakarta