Show simple item record

dc.contributor.authorSARI, ARUM ASTIKA
dc.date.accessioned2018-08-31T02:18:10Z
dc.date.available2018-08-31T02:18:10Z
dc.date.issued2018-08-27
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/20991
dc.descriptionRumah Sakit sebagai organisasi kesehatan harus mengembangkan budaya keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan pelayanan untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat maturitas budaya keselamatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods research yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) dengan rancangan penelitian deskriptif. Subjek penelitiannya adalah karyawan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 30 responden sebagai data kuantitatif dan 3 responden sebagai data kualitatif. Pengukuran budaya keselamatan pasien menggunakan MaPSaF (Manchester Patient Safety Framework) dalam bentuk kuisioner MaPSCAT (Manchester Patient Safety Culture Asessment Tool) yang dipublikasikan oleh NPSA (National Patient Safety Agency) pada tahun 2006. Kuisioner ini terdiri dari 10 dimensi dengan 24 item pertanyaan serta dilengkapi dengan data wawancara. Berdasarkan MaPSCAT budaya keselamatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta secara keseluruhan berada pada tingkat proaktif (80%). Hal tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit selalu waspada akan risiko-risiko yang mungkin timbul dan berfokus pada upaya-upaya untuk mengantisipasi masalah-masalah keselamatan pasien dengan melibatkan banyak stakeholder terkait. Sehingga RS xv PKU Muhammadiyah Yogyakarta perlu mempertahankan budaya keselamatan pasien yang sudah terbentuk, namun ada baiknya jika pihak rumah sakit tetap berusaha mengembangkan budaya keselamatan pasien ke tingkat generatif dengan memperbaiki dimensi-dimensi yang terkait.en_US
dc.description.abstractRumah Sakit sebagai organisasi kesehatan harus mengembangkan budaya keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan pelayanan untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat maturitas budaya keselamatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods research yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) dengan rancangan penelitian deskriptif. Subjek penelitiannya adalah karyawan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 30 responden sebagai data kuantitatif dan 3 responden sebagai data kualitatif. Pengukuran budaya keselamatan pasien menggunakan MaPSaF (Manchester Patient Safety Framework) dalam bentuk kuisioner MaPSCAT (Manchester Patient Safety Culture Asessment Tool) yang dipublikasikan oleh NPSA (National Patient Safety Agency) pada tahun 2006. Kuisioner ini terdiri dari 10 dimensi dengan 24 item pertanyaan serta dilengkapi dengan data wawancara. Berdasarkan MaPSCAT budaya keselamatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta secara keseluruhan berada pada tingkat proaktif (80%). Hal tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit selalu waspada akan risiko-risiko yang mungkin timbul dan berfokus pada upaya-upaya untuk mengantisipasi masalah-masalah keselamatan pasien dengan melibatkan banyak stakeholder terkait. Sehingga RS xv PKU Muhammadiyah Yogyakarta perlu mempertahankan budaya keselamatan pasien yang sudah terbentuk, namun ada baiknya jika pihak rumah sakit tetap berusaha mengembangkan budaya keselamatan pasien ke tingkat generatif dengan memperbaiki dimensi-dimensi yang terkait.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMMR UMYen_US
dc.subjectMaPSaFen_US
dc.subjectBUDAYA KESELAMATAN PASIENen_US
dc.titleANALISIS TINGKAT MATURITAS BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TERAKREDITASI PARIPURNAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record