PERANCANGAN MODEL PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN DAN REORDER POINT MENGGUNAKAN FUZZY INVENTORY CONTROL TERHADAP NILAI PERSEDIAAN DI INSTALASI FARMASI
Abstract
Latar Belakang: RS X adalah Rumah Sakit swasta kelas D. Masalah penentuan jumlah pemesanan persediaan obat sangat penting karena berkaitan dengan biaya yang harus disediakan. Manajemen dan petugas farmasi menginginkan suatu metode yang dapat membantu dalam perencanaan obat, sehingga dapat efisien dan meminimalkan biaya persediaan dan nilai persediaan. Metode : jenis penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Hasil dan Pembahasan: Disusun suatu model Fuzzy Inventory Control (FIC) berdasarkan dari data pembelian dan pemakaian suatu obat dalam periode tahun tertentu, dalam hal ini vaksin. Model FIC ini kemudian diujicobakan kepada beberapa data pemakaian vaksin yang berbeda dan pada periode tahun berbeda. Model FIC ini dapat menurunkan jumlah persediaan rata-rata menjadi 85%nya Walaupun pada data tertentu malah menaikkankan sampai 27%. Selain itu model FIC ini menaikkan Turn over Ratio rata-rata sebesar 39% dan menurunkan biaya persediaan sampai 18,9 %. Dengan pertimbangan bahwa distribusi tiap-tiap data berbeda, maka dilakukan upaya perbaikan dengan membuat suatu adaptasi pada sisi masukan dan sisi luarannya. Adaptasi sisi masukan dilakukan dengan menggunakan parameter suatu distribusi, yaitu rata-rata dan simpangan bakunya. Adaptasi pada sisi luaran dengan menggunakan parameter-parameter yang menyebabkan biaya persediaan optimal (yaitu EOQ dan ROP). Model FIC dengan adaptasi ini dapat menurunkan jumlah rata-rata persediaan menjadi 89% dari nilai awal, walaupun pada data tertentu malah menaikkankan sampai 27%. Selain itu model FIC menaikkan Turn over Ratio rata-rata sebesar 25 % dari TOR asal dan menurunkan biaya persediaan menjadi 79 % dari biaya asal. Kesimpulan dan Saran: Model Fuzzy Inventory Control yang dirancang dapat menurunkan Nilai Persediaan. Selain itu juga menaikkan Turn Over Ratio dan menurunkan Biaya Persediaan di Instalasi Farmasi