MANAJEMEN KRISIS PT ANGKASA PURA I (PERSERO) CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
Abstract
Insiden pengemudi taksi online di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pada Juni 2017 merupakan salah satu kasus yang banyak mendapatkan respon negatif dari publik. Kasus ini menimbulkan beberapa konflik antara pihak pengelola bandara dan Paguyuban Pengemudi Online Jogja (PPOJ). Humas PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta sebagai unit pengelola bandara melakukan manajemen krisis sebagai bentuk upaya dalam mengembalikan citra positif perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan dokumentasi. Terdapat empat aspek yang menjadi acuan peneliti, yaitu strategi manajemen krisis (riset, perencanaan, penyelesaian krisis, dan evaluasi). Penelitian ini juga mengacu terhadap komunikasi krisis yang pernah dilakukan dan hubungan media dalam situasi krisis, serta melihat seberapa jauh penyelesaian krisis melalui digital oleh humas.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, krisis yang terjadi merupakan krisis konfrontasi. Humas memiliki fungsi manajemen di perusahaan dengan melakukan riset kasus, menyiapkan tim krisis & paket data informasi, menunjuk unofficial spokeperson, dan melakukan strategi komunikasi krisis full apology dengan melalui hubungan media yang diawali dengan media mapping, press release, press conference, interview terbuka, dan special event (FGD dan sosialisasi taksi resmi bandara). Namun, terdapat kelemahan dalam menyelesaikan krisis, yaitu kurang maksimalnya penggunaan media digital untuk menyampaikan pesan komunikasi krisis.