| dc.contributor.advisor | | |
| dc.contributor.author | HIDAYAT, MUHAMMAD CHANIF | |
| dc.date.accessioned | 2018-09-18T03:41:51Z | |
| dc.date.available | 2018-09-18T03:41:51Z | |
| dc.date.issued | 2018-08-27 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21311 | |
| dc.description | Penelitian ini akan membahas tentang International Security Assistance Force atau ISAF yang dijalankan oleh NATO di Afghanistan. NATO yang dibentuk pada masa perang Dingin berlangsung dihadapkan pada struktur keamanan internasional pasca Perang Dingin yang jauh berbeda dengan tujuan awal pembentukannya. Pertanyaan akan relevansi NATO terjawab ketika NATO terlibat dalam penyelesaian konflik di semenanjung Balkan pada akhir 1990-an dan pengambilalihan operasi ISAF yang sebelumnya dijalankan oleh PBB. Operasi yang dibentuk berdasarkan resolusi 1386 Dewan Keamanan PBB ini memiliki tujuan untuk membantu pemerintah Afghanistan dalam menyediakan bantuan keamanan dan membangun kembali negaranya, setelah peristiwa 11 September 2001 dan invasi AS ke Afghanistan yang menyertai setelahnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menyajikan data-data yang diambil dari buku cetak maupun elektronik, jurnal, dokumen, makalah, serta website. Dengan menggunakan teori efektivitas rezim yang digagas Arild Underdal, artikel ini menunjukkan faktor-faktor penyebab ketidakefektifan ISAF yang dijalankan NATO selama lebih dari satu dekade. Selain menghadapi permasalahan yang rumit, minimnya kapasitas yang dimiliki NATO menjadi alasan mengapa efektivitas yang dihasilkan NATO dalam menjalankan ISAF menjadi rendah. Pada akhirnya, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh negara partisipan tidak terlepas dari pemahaman negara yang bersangkutan dalam menyikapi berbagai persoalan di Afghanistan. | en_US |
| dc.description.abstract | This study aims to examine International Security Assistance Force or ISAF which has been implemented by NATO in Afghanistan. NATO, which founded during Cold War, was faced with post-Cold War international structure where everything is not the same anymore. Questions for NATO’s relevance was solved when NATO involved in humanitarian intervention in Balkan Peninsula during 1990s and took over ISAF from United Nations. Based on UN Security Council Resolution 1386, the establishment of ISAF was meant for providing security assistance for Afghan’s governments and helped to rebuild the country after US invasion of Afghanistan following terrorist attack in New York, known as 9/11 attack.
This study uses qualitative method, and provides data taken from printed or e-books, journals, documents, papers, and websites. By using “theory of regime effectiveness” coined by Arild Underdal, this study reveals the factors of NATO ineffectiveness while implementing ISAF for a decade. Not only faced with malign problems during ISAF, NATO suffered from small capacity in problem solving which resulted in ISAF’s low effectiveness. In the end, any actions or policies conducted by ISAF participants cannot be separated from the view of participating countries in addressing various problems in Afghanistan. | en_US |
| dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
| dc.subject | theory of regime effectiveness, North Atlantic Treaty Organization (NATO), International Security Assistance Force (ISAF), Afghanistan. efektivitas rezim, North Atlantic Treaty Organization (NATO), International Security Assistance Force (ISAF), Afghanistan. efektivitas rezim, North Atlantic Treaty Organization (NATO), International Security Assistance Force (ISAF), Afghanistan | en_US |
| dc.title | EFEKTIVITAS NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION (NATO) DALAM MENCIPTAKAN KEAMANAN DI AFGHANISTAN MELALUI INTERNATIONAL SECURITY ASSISTANCE FORCE (ISAF) PERIODE 2003-2014 | en_US |
| dc.type | Thesis
SKR
FISIP
427 | en_US |
