KARAKTERISASI DAN UJI ANTAGONISME Trichoderma harzianum TERHADAP BEBERAPA JAMUR PATOGEN PENYEBAB BUSUK PADA SULUR BUAH NAGA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman buah naga serta menguji kemampuan daya hambat jamur antagonis Trichoderma harzianum terhadap beberapa jamur penyebab penyakit busuk pada tanaman buah naga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari lima tahap. Tahap 1: isolasi jamur patogen penyebab penyakit, dengan mengoleksi dan menanam penyakit yang terdapat pada batang buah naga. Tahap 2: pemurnian jamur patogen penyebab penyakit, dengan memperbanyak jamur yang didapat dari hasil isolasi. Tahap 3: karakterisasi jamur patogen penyebab penyakit, dengan mengidentifikasi jamur berdasarkan ciri mikroskopis dan mengamati bentuk morfologi jamur menggunakan mikroskop. Tahap 4: uji daya hambat jamur Trichoderma harzianum terhadap jamur patogen penyebab penyakit, dengan menggunakan metode sumuran dan melakukan pengamatan luas koloni masing-masing jamur selama satu minggu. Tahap 5: reinokulasi jamur patogen pada tanaman buah naga, dengan menggunakan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu jamur isolat A, jamur isolat B, jamur isolat C, jamur isolat D, jamur isolat A + Jamur Trichoderma harzianum, jamur isolat B + Jamur Trichoderma harzianum, jamur isolat C + Jamur Trichoderma harzianum, jamur isolat D + Jamur Trichoderma harzianum. Parameter yang diamati adalah gejala penyakit yang ditimbulkan dan persentase tanaman terserang penyakit. Hasil penelitian menduga bahwa Phytium sp., Fusarium sp., Altenaria sp., dan Rhizoctonia sp. merupakan jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada sulur tanaman buah naga. Trichoderma harzianum dapat menghambat pertumbuhan jamur isolat A sebesar 62%, jamur isolat B sebesar 62%, jamur isolat C sebesar 66%, jamur isolat D sebesar 59% pada skala laboratorium dan Trichoderma harzianum dapat menghambat pertumbuhan jamur isolat A, jamur isolat B, jamur isolat C, jamur isolat D hingga 50% pada percobaan lapangan.