dc.contributor.advisor | KADARINAH, SRI | |
dc.contributor.author | PUTRI, RIZKI AMELIA | |
dc.date.accessioned | 2018-10-05T01:58:27Z | |
dc.date.available | 2018-10-05T01:58:27Z | |
dc.date.issued | 2017-11-29 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21726 | |
dc.description | Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
saluran pernapasan manusia yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Salah
satu terapi untuk mengobati penyakit ISPA adalah antibiotik. Penggunaan
antibiotik yang tidak tepat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka
resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan melihat pola penggunaan antibiotik untuk ISPA pada pasien
pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangka Tengah .
Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara
retrospektif yang didasarkan pada catatan medik. Penelitian ini dilakukan terhadap
50 pasien penderita ISPA pediatrik yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan analisanya diukur menggunakan
pedoman yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran
pernafasan 2005 dan Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
2009 (PPM IDAI 2009).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak
digunakan adalah seftriakson (74%), ampisilin (4%), gentamisin (2%), kombinasi
seftriakson dengan gentamisin (16%) dan kombinasi ampisilin dengan gentamisin
(4%). Pola penggunaan antibiotik yang sesuai dengan standar Depkes RI 2005
dan PPM IDAI 2009 dilihat dari jenis antibiotik yang digunakan (76%), lama
pemberian (100%), cara pemberian (100%), frekuensi pemberian (2,56%), dosis
yang diberikan (100%), dan penggunaan 2 jenis antibiotik (0%). | en_US |
dc.description.abstract | Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
saluran pernapasan manusia yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Salah
satu terapi untuk mengobati penyakit ISPA adalah antibiotik. Penggunaan
antibiotik yang tidak tepat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka
resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan melihat pola penggunaan antibiotik untuk ISPA pada pasien
pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangka Tengah .
Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara
retrospektif yang didasarkan pada catatan medik. Penelitian ini dilakukan terhadap
50 pasien penderita ISPA pediatrik yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan analisanya diukur menggunakan
pedoman yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran
pernafasan 2005 dan Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
2009 (PPM IDAI 2009).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak
digunakan adalah seftriakson (74%), ampisilin (4%), gentamisin (2%), kombinasi
seftriakson dengan gentamisin (16%) dan kombinasi ampisilin dengan gentamisin
(4%). Pola penggunaan antibiotik yang sesuai dengan standar Depkes RI 2005
dan PPM IDAI 2009 dilihat dari jenis antibiotik yang digunakan (76%), lama
pemberian (100%), cara pemberian (100%), frekuensi pemberian (2,56%), dosis
yang diberikan (100%), dan penggunaan 2 jenis antibiotik (0%). | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Pediatrik, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Ketepatan penggunaan antibiotik, Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah | en_US |
dc.title | POLA DAN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGKA TENGAH TAHUN 2015 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
506 | en_US |