dc.contributor.advisor | WAHYULIATI, TRI | |
dc.contributor.author | AMANI, NAFISA RIMA | |
dc.date.accessioned | 2018-10-05T03:31:27Z | |
dc.date.available | 2018-10-05T03:31:27Z | |
dc.date.issued | 2018-05-07 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21750 | |
dc.description | Latar belakang: Migrain adalah nyeri kepala berulang dengan serangan berlangsung selama 4 sampai 72 jam dengan karakteristik berlokasi unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia. Merokok merupakan salah satu faktor yang diduga dapat menyebabkan nyeri kepala migrain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan merokok dengan derajat disabilitas migrain.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasi analitik dengan desain penelitian cross sectional, dilakukan pada 58 responden yang terdiagnosis migrain selama penelitian berlangsung yaitu dari bulan Oktober 2016 – Mei 2017, dengan rentang usia 17-50 tahun. Diagnosis migrain ditegakkan berdasarkan kriteria IHS, dan derajat disabilitas migrain diukur menggunakan kuesioner MIDAS.
Hasil: Hasil analisis korelasi bivariate dengan uji Spearman didapatkan nilai p > 0,05 (p=0,082). Hasil uji korelasi didapatkan kekuatan korelasi lemah (r = -0,230).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status merokok dengan derajat disabilitas migraine dengan koefisien korelasi lemah. | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang: Migrain adalah nyeri kepala berulang dengan serangan berlangsung selama 4 sampai 72 jam dengan karakteristik berlokasi unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia. Merokok merupakan salah satu faktor yang diduga dapat menyebabkan nyeri kepala migrain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan merokok dengan derajat disabilitas migrain.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasi analitik dengan desain penelitian cross sectional, dilakukan pada 58 responden yang terdiagnosis migrain selama penelitian berlangsung yaitu dari bulan Oktober 2016 – Mei 2017, dengan rentang usia 17-50 tahun. Diagnosis migrain ditegakkan berdasarkan kriteria IHS, dan derajat disabilitas migrain diukur menggunakan kuesioner MIDAS.
Hasil: Hasil analisis korelasi bivariate dengan uji Spearman didapatkan nilai p > 0,05 (p=0,082). Hasil uji korelasi didapatkan kekuatan korelasi lemah (r = -0,230).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status merokok dengan derajat disabilitas migraine dengan koefisien korelasi lemah. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | nyeri kepala migrain, merokok, derajat disabilitas migrain | en_US |
dc.title | HUBUNGAN MEROKOK TERHADAP BERAT RINGANNYA MIGRAIN BERDASARKAN MIDAS (MIGRAINE DISABILITY ASSESSMENT) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
046 | en_US |