dc.contributor.advisor | SURYANTO, SURYANTO | |
dc.contributor.author | MUNAWAROH, SITI | |
dc.date.accessioned | 2018-10-05T03:39:27Z | |
dc.date.available | 2018-10-05T03:39:27Z | |
dc.date.issued | 2017-05-20 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21753 | |
dc.description | Latar belakang: Sepsis pada neonatus menurut data World Health Organization, terjadi
sekitar 34 dari 1000 kelahiran hidup, dengan kematian karena kejadian tersebut lebih sering
terjadi pada negara berkembang. Sepsis termasuk salah satu infeksi pada neonatus yang belum
terpecahkan hingga saat ini. Kejadian sepsis neonatus lebih sering terjadi pada Negara
berkembang dibandingkan dengan Negara maju. Infeksi yang terjadi pada neonatus dapat
menyebabkan beberapa perubahan pada sel darah baik eritrosit, leukosit maupun trombosit,
dapat berupa perubahan morfologi maupun jumlahnya. Leukosit darah (sel darah putih) dan
sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit merupakan suatu sistem khusus yang bertugas
melawan agen-agen infeksius dan toksis. Ratio immature neutrofil berbanding total neutrofil
(I/T ratio) akan meningkat ketika hitung jenis sel darah putih menunjukkan pergerakan ke
arah kiri. Suatu I/T ratio > 0,2 diyakini sebagai penanda untuk septikemia pada bayi baru lahir.
Disfungsi limfosit darah selama sepsis sudah lama dikenali dengan keadaan limfopenia yang
signifikan. Studi ini diperlukan untuk mengetahui hubungan I/T Ratio dengan jumlah limfosit
pada pasien sepsis neonatus.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang menggunakan
desain penelitian cross sectional atau potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 103 orang
pasien sepsis neonatus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Analisis data ini
menggunakan spearman correlation test sebagai uji analisis.
Hasil: Prevalensi penderita sepsis neonatus awitan dini lebih banyak daripada sepsis awitan
lambat (66.9%:33.1%), penderita laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan
(58,3%:41,7%), pasien sepsis neonatus yang memiliki berat badan lahir ≥2500 g lebih
banyak daripada <2500 g (67%:33%). Pada hasil analisis dengan uji spearman correlation
test diperoleh korelasi sebsar -0.131 (hubungan sangat lemah, korelasi negatif).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara I/T Ratio dengan jumlah
limfosit pada pasien sepsis neonatus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 dengan
korelasi -0.131 dan p=0.188. | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang: Sepsis pada neonatus menurut data World Health Organization, terjadi
sekitar 34 dari 1000 kelahiran hidup, dengan kematian karena kejadian tersebut lebih sering
terjadi pada negara berkembang. Sepsis termasuk salah satu infeksi pada neonatus yang belum
terpecahkan hingga saat ini. Kejadian sepsis neonatus lebih sering terjadi pada Negara
berkembang dibandingkan dengan Negara maju. Infeksi yang terjadi pada neonatus dapat
menyebabkan beberapa perubahan pada sel darah baik eritrosit, leukosit maupun trombosit,
dapat berupa perubahan morfologi maupun jumlahnya. Leukosit darah (sel darah putih) dan
sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit merupakan suatu sistem khusus yang bertugas
melawan agen-agen infeksius dan toksis. Ratio immature neutrofil berbanding total neutrofil
(I/T ratio) akan meningkat ketika hitung jenis sel darah putih menunjukkan pergerakan ke
arah kiri. Suatu I/T ratio > 0,2 diyakini sebagai penanda untuk septikemia pada bayi baru lahir.
Disfungsi limfosit darah selama sepsis sudah lama dikenali dengan keadaan limfopenia yang
signifikan. Studi ini diperlukan untuk mengetahui hubungan I/T Ratio dengan jumlah limfosit
pada pasien sepsis neonatus.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang menggunakan
desain penelitian cross sectional atau potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 103 orang
pasien sepsis neonatus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Analisis data ini
menggunakan spearman correlation test sebagai uji analisis.
Hasil: Prevalensi penderita sepsis neonatus awitan dini lebih banyak daripada sepsis awitan
lambat (66.9%:33.1%), penderita laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan
(58,3%:41,7%), pasien sepsis neonatus yang memiliki berat badan lahir ≥2500 g lebih
banyak daripada <2500 g (67%:33%). Pada hasil analisis dengan uji spearman correlation
test diperoleh korelasi sebsar -0.131 (hubungan sangat lemah, korelasi negatif).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara I/T Ratio dengan jumlah
limfosit pada pasien sepsis neonatus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 dengan
korelasi -0.131 dan p=0.188. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Sepsis Neonatus, I/T Ratio, Jumlah limfosit | en_US |
dc.title | HUBUNGAN I/T RATIO DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SEPSIS NEONATUS | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
508 | en_US |