ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST TINDAKAN KURETASE ATAS INDIKASI ABORTUS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG
Abstract
Latar Belakang: Analisis biaya satuan (unit cost) berkaitan erat dengan permasalahan tarif pelayanan kesehatan yang memiliki relasi terhadap pendanaan kesehatan dari pemerintah, namun belum semua rumah sakit menerapkan analisis biaya satuan untuk memperhitungkan tarif.
Tujuan penelitian:Menganalisis unit cost tindakan kuretase yang dihitung dengan metode Activity Based Costing dan perbedaannya dengan tarif yang telah diterapkan saat ini di rumah sakit.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Penelitian berlangsung pada bulan Januari-Februari 2018. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian Keuangan, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Kepala Ruang Kebidanan, Kepala Instalasi Bedah Sentral, bagian pemeliharaan alat, petugas farmasi, petugas administrasi seperti petugas rekam medis, dan petugas IPSRS. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan metode wawancara.
Analisis Data:Pengolahan data biaya langsung dan tidak langsung selama tindakan kuretase yang merupakan alokasi biaya dari unit-unit (pelayanan, penunjang dan non medis) kemudian dianalisis dengan metode activity based costing (ABC)
Hasil: Biaya satuan tindakan dilatasi dan kuretase menggunakan Activity Based Costing metode Baker adalah sebesar Rp 967.427,-, dengan rincian pembebanan dari biaya langsung sebesar Rp 637.930,-, biaya Indirect Resources Overhead sebesar Rp 40.699,-, biaya Direct Resources Overhead sebesar Rp 288.798,-.
Kesimpulan: Biaya satuan tindakan dilatasi dan kuretase di rumah sakit menggunakan Activity Based Costing metode Baker adalah sebesar Rp. 967.427,-. Terdapat selisih sebesar Rp.67.427,- lebih besar dibanding tariff yang telah ditetapkan rumah sakit sebelumnya, dan selisih Rp. 28.987,- lebih kecil dari tarif yang ditetapkan INA-CBGs.