Show simple item record

dc.contributor.authorAGUSTINA, DEWI
dc.date.accessioned2018-10-17T02:57:11Z
dc.date.available2018-10-17T02:57:11Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22178
dc.descriptionLatar Belakang: Budaya keselamatan pasien di rumah sakit Pertamina Plaju Palembang masih belum cukup baik, hal ini dapat dilihat oleh banyaknya jumlah pelaporan insiden keselamatan pasien yang tercatat TIM KPRS. Padahal rumah sakit yang bertipe C ini berkewajiban menerapkan budaya keselamatan pasien dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel penelitian menggunakan rumus slovin yang diambil dari bagian medis dan paramedis, penunjang medis, dan manajemen serta penentuan sampling dengan proportional stratified random sampling. Pengukuran budaya keselamatan pasien menggunakan kuesioner MaPSaF (Manchester Patient Safety Framework) yang telah dipublikasikan NPSA (National patient Safety Agency) tahun 2006 dan telah diuji validitas dan reabilitas oleh penelitian sebelumnya. Kuesioner ini terdiri dari 10 dimensi dengan 24 aspek pertanyaan. Hasil dan Pembahasan: Penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit Pertamina Plaju Palembang sesuai dengan penilaian MaPSaF sebesar 70 % berada di tingkat proaktif, 20% di tingkat generatif, dan 10% di tingkat birokratif. Secara keseluruhan budaya keselamatan pasien dominan di tingkat proaktif. Simpulan dan Saran: Budaya keselamatan pasien di rumah sakit Pertamina Plaju Palembang berada di tingkat proaktif, tetapi masih perlu perbaikan hingga ke tingkat generatif dengan peningkatan kesadaran, kerjasama yang baik, serta tanggung jawab akan pentingnya budaya keselamatan pasien. Kata Kunci: budaya keselamatan pasien, MaPSaFen_US
dc.description.abstractBackground: The patient safety culture at Pertamina Plaju Palembang Hospital still not good enough, it can be seen by the number of reporting patient safety incident from KPRS team. Whereas, this C-type hospital is obligated to implement patient safety culture in improving health service quality. Method: This research uses quantitative method with cross sectional research design. The number of research samples using slovin formula taken from medic and paramedic, medical support, and management and sampling with proportional stratified randong sampling. Measurement of patient safety culture using MaPSaF (Mancheste Patient Safety Framework) questionnaire which has been published NPSA (National Patient Safety Agency) in 206 and has been tested the validity and reability by previous research. The questionnaire consists of 10 dimensions with 24 aspect of the question. Result and Discussion: Implementation of patient safety culture at Pertamina Plaju Palembang Hospital in accordance with MaPSaF assessment of 70% at proactive level, 20% at generative level, and also 10% at bureaucratic level. Overall patient safety culture is dominant at the proactive level. Conclussions and Suggestions: The patient safety culture at Pertamina Plaju Palembang Hospital is the proactive level, but still needs improvement to the generative level with raising of awereness, good cooperation, and responsibility for the importance of patient safety culture. Keyword: patient safety culture, MaPSaF.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMMR UMYen_US
dc.subjectpatient safety culture,en_US
dc.subjectMaPSaFen_US
dc.titleBUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PERTAMINA PLAJU PALEMBANGen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record