View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KEBIJAKAN RUSIA DAN KEPENTINGANNYA DALAM KONFLIK INTERNAL SURIAH

      Thumbnail
      View/Open
      BAB I (260.7Kb)
      BAB II (442.3Kb)
      BAB III (478.5Kb)
      BAB IV (611.2Kb)
      BAB V (159.9Kb)
      COVER (108.4Kb)
      HALAMAN JUDUL (98.89Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (355.4Kb)
      JURNAL (637.3Kb)
      LAMPIRAN (1.095Mb)
      Date
      2018
      Author
      KUSUMA, AKHMAD TRI
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      usia adalah negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet, juga sebagai pewaris tahta kekuasaan Uni Soviet. Negara ini mendapatkan hampir dua per tiga wilayah yang dulunya teritorial Uni Soviet, 50% penduduk dan aset-aset ekonomi serta persenjataanya. Rusia adalah negara yan kuat baik dari politik maupun militernya. Saat ini Rusia berusaha untuk kembali meraih status sebagai negara yang berpengaruh dalam dunia internasional karena statusnya yang sekarang jauh menurun dibandingkan dengan status Uni Soviet dulu. Pasca berakhirnya pemerintahan Uni Soviet pada tahun 1991, kemunculan negara baru yang memerdekakan diri dari Uni Soviet, hal ini juga berdampak pada Rusia karena negara ini adalah pewaris kebesaran Uni Soviet. Suriah adalah koalisi penting bagi Uni Soviet. Perang dingin yang terjadi dulu memberikan dampak ketegangan yang tinggi pada akhirnya memicu konflik militer regional salah satunya perang Yom Kippur, yang merupakan perang Israel dengan Suriah dan Mesir. Selama perang, Israel maupun Suriah dan juga Mesir mendapatkan bantuan dari sekutunya yaitu Amerika dan Uni Soviet. Uni Soviet tampil untuk membantu Suriah dalam menghadapi serangan Israel yang mendapatkan dukungan dan sokongan dari Amerika. Namun bantuan Uni Soviet tidak dapat menghindarkan Suriah dari kekalahan dalam perang tersebut. Setelah mengalami kekalahan, Suriah mulai memperkuat pasukan militernya melalui program kerjasama pembangunan angkatan senjata dengan Uni Soviet yang menjadi Rusia sekarang. Aliansi strategis antara Suriah dan Uni Soviet berhasil mengurangi pengaruh kuat Israel di kawasan Timur Tengah. Hubungan kedua negara tersebut terus berlanjut hingga runtuhnya Uni Soviet yang menghasilkan Rusia. Selain dari aliansi kedua negara tersebut pada era Perang Dingin, Rusia dan Suriah terus meningkatkan hubungan antar kedua belah pihak hingga pecahnya konflik internal antara pemerintahan Bashar Al Assad dengan pihak oposisi yang menginginkan kemunduran pemerintah Bashar. Rakyat menuntut turunnya rezim Assad yang dianggap otoriter dan meminta pemerintah untuk menghapus undang-undang darurat yang telah diterapkan sejak tahun 1963. Undang-undang tersebut dirasa tidak dapat memenuhi kepentingan rakyatnya meskipun telah beberapa kali diperbaharui, karena rakyat Suriah menginginkan sistem pemerintahan yang lebih demokratis.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22246
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV