Show simple item record

dc.contributor.authorPRAMAYANTI, YUYUN
dc.date.accessioned2018-10-18T02:37:48Z
dc.date.available2018-10-18T02:37:48Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22249
dc.descriptionLatar belakang: Patient safety menjadi persoalan penting tapi terabaikan dalam pelayanan kesehatan primer. Kurangnya penelitian mengenai safety culture pada primary health care dibandingkan dengan rumah sakit dan melihat bagaimana start-up penerapan safety culture di klinik yang belum terakreditasi, menjadi tujuan dalam penelitian ini. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods research. Kuantitatif menggunakan kuesioner budaya keselamatan pasien yang di adopsi dari AHRQ dan kualitatif dengan deep interview. Untuk menganalisis dua jenis metode kuantitatif dan kualitatif, digunakan metode sequential explanatory. Hasil dan pembahasan: dari 12 dimensi keselamatan pasien tiga dimensi mendapatkan skor tertinggi, 7 dimensi memiliki skor rata-rata, Dan dua dimensi yaitu sistem pelaporan dan hukuman mendapatkan skor terendah. Tema utama dari wawancara mendalam adalah pemahaman budaya keselamatan pasien semua staf dan pemangku kepentingan, pelaksanaan program keselamatan pasien, dan dukungan Manajemen. Kesimpulan: kami menyimpulkan bahwa akreditasi merupakan faktor pendukung yang digunakan sebagai kerangka kerja untuk membentuk patient safety culture. Patient safety bukanlah hal sederhana untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan kesehatan. Dibutuhkan pendekatan multifaset dan komprehensif untuk membangun dan memelihara penerapan budaya keselamatan. Kata kunci: patien safety, kliniken_US
dc.description.abstractBackground: Patient safety is an important but neglected issue in primary health care. The lack of research on safety culture in primary health care compared to hospitals and finding out how start-up clinic who has not been accredited, became the objective in this study. Methods: This research is a mixed methods research. The research quantitatively used patient safety culture questionnaire, adopted from AHRQ and qualitatively used deep interview. In order to conduct and analyse both of quantitative and qualitative methods, the researcher deployed sequential explanatory method. Results: From 12 dimension of patient safety, three dimensions in high score, 7 dimensions in medium score, but two dimensions were reporting system and punishment in low score. The major themes based on the deep interview conducted were the comprehension of patient safety culture of all staff and stakeholders, the implementation of patient safety programme, and management support. Conclusion: We concluded that accreditation is a sustaining factor that can be used as a framework for shaping patient safety culture. Patient safety is not a simple technique to gain quality in healthcare. We need continuous, multifaceted, and comprehensive approach to establish and maintain the implementation of safety culture. Keywords: Patien safety; Primary Health careen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMMR UMYen_US
dc.subjectPatien safetyen_US
dc.subjectPrimary Health careen_US
dc.titleANALISIS SAFETY CULTURE KLINIK PRATAMA FIRDAUS YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record