dc.contributor.author | WARDALIA, NOVERA | |
dc.date.accessioned | 2018-10-18T07:15:07Z | |
dc.date.available | 2018-10-18T07:15:07Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22298 | |
dc.description | Latar belakang:Di Indonesia tingkat kejadian tidak diinginkan pada
tahun 2007 sebesar 46,2% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 63%,
sehingga keselamatan pasien menjadi faktor penting dalam peningkatan
mutu dan kinerja yang harus diperhatikan. Klinik Firdaus merupakan fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang sedang mempersiapkan akreditasi serta
perbaikan dari berbagai sistem, termasuk system keselamatan pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui prosentase perubahan dimensi keselamatan
pasien yang dicapai setelah penerapan dokumen akreditasi dibandingkan
sebelum penerapan dokumen akreditasi di Klinik Firdaus.
Metode:Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan
kuesioner dari AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) tahun
2004 yang telah diterjemahkan yang terdiri dari 12 dimensi, menggunakan
data sekunder yang diambil sebelum penerapan dokumen akreditasi pada
bulan oktober 2017, dan data primer yang diambil pada bulan Juli 2018,
setelah penerapan dokumen akreditasi di Klinik Firdaus.
Hasil dan pembahasan:Terjadi peningkatan pada 10 dimensi budaya
keselamatan pasien sesudah penerapan dokumen akreditasi klinik.
Perubahan tertinggi (44%) pada dimensi umpan balik dan komunikasi, tidak
terjadi perubahan pada dimensi persepsi mengenai keselamatan pasien, dan
penurunan pada dimensi frekuensi kejadian dilaporkan (6%). Secara
keseluruhan 12 dimensi, rata-rata perubahan meningkat 20,2% setelah
penerapan dokumen akreditasi.
Kesimpulan:Penerapan dokumen akreditasi klinik dapat meningkatkan
budaya keselamatan pasien.
Kata Kunci: Akreditasi klinik, Budaya keselamatan pasien | en_US |
dc.description.abstract | Background: In Indonesia the level of undesirable events in 2007 was
46.2% and in 2010 increased to 63%, so patient safety was an important
factor to pay attention. Firdaus Clinic is primary health care that are
preparing the process of clinic accreditation, improvement of various
systems, including patient safety. The purpose was to determine the
percentage change in the dimensions of patient safety achieved after,
compared to before the application of accreditation documents.
Methods:Using a questionnaire that consist of 12 dimensions from
AHRQ(Agency for Healthcare Research and Quality) at 2004 which has
been translated, using secondary data that taken before the application of
accreditation documents on October 2017, and primary data on July 2018
after the application of accreditation documents.
Results and discussion:An enhancement in the 10 dimensions of
patient safety culture after the application of clinic accreditation documents.
The highest change(44%) in the dimension of feedback and communication,
there was no change in the dimension of perception about patient safety, and
a decrease in the dimension of frequency of reported events (6%). Overall 12
dimensions, the average change increased by 20.2% after the application of
accreditation documents.
Conclusion:The application of clinical accreditation documents can
improve patient safety culture.
Keywords: Clinical accreditation, patient safety culture | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | MMR UMY | en_US |
dc.subject | Clinical accreditation | en_US |
dc.subject | patient safety culture | en_US |
dc.title | PERAN AKREDITASI KLINIK DALAM IMPLEMENTASI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI KLINIK FIRDAUS YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |