PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA DAERAH ENDEMIK TINGGI DAN DAERAH ENDEMIK RENDAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
Abstract
Latar Belakang : Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah perkotaan. WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, Khususnya di Provinsi DIY pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 985 kasus DBD, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Permasalahan sulitnya penanggulangan DBD karena belum adanya program efektif untuk pencegahan DBD dan manajemen lingkungan yang buruk. Pengetahuan akan penyakit DBD merupakan hal yang sangat penting, karena bisa mempengaruhi sikap dan perilaku dalam menanggapi penyakit DBD. Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui perbedaan tingkat sikap dan perilaku masyarakat tentang DBD antara daerah endemik tinggi dan endemik rendah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Metode : Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yang dilakukan terhadap 685 sampel masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel tersebut terdiri dari 338 sampel di wilayah endemik tinggi (Kecamatan Gamping) dan 345 sampel di wilayah endemik rendah (Kecamatan Moyudan). Responden diberi kuesioner yang berisi data diri beserta pekerjaan, pendidikan, riwayat penyakit DBD dan pertanyaan seputar DBD.
Hasil : Hasil rata-rata skor sikap dan perilaku di wilayah endemik tinggi (Gamping) = 78,87 dan 57,71. Sedangkan rata-rata skor sikap dan perilaku di wilayah endemik rendah (Moyudan) = 77,95 dan 56,66. Analisis Mann-Whitney tes menunjukan skor sikap dan perilaku di kedua wilayah endemik tersebut tidak signifikan berbeda yaitu sikap (p=0,082) dan perilaku (p=0,305). Dengan kata lain, tidak adanya perbedaan sikap dan perilaku masyarakat tentang DBD antara daerah endemik tinggi dan daerah endemik rendah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Kesimpulan : Tidak adanya perbedaan sikap dan perilaku masyarakat tentang DBD antara daerah endemik tinggi dan daerah endemik rendah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta