HUBUNGAN TINGKAT KEINTIMAN KELUARGA DENGAN DAYA TAHAN STRES PADA SISWA SANGGAR BELAJAR DITA WONOSOBO
Abstract
Latar Belakang: Usia remaja termasuk siswa SMA merupakan usia yang sangat rentan terhadap stres sehingga disebut sebagai period of strom and stress.Stres pada masa sekolah lebih banyak terjadi akibat tindakan bullying, tuntutan dari berbagai pihak, maupun lingkungan dari sekitar yang tidak kondusif. Setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menghadapi stres. Dukungan keluarga dalam hal ini dilihat dari keintiman keluarga kepada anak sangatlah dibutuhkan oleh individu tersebut agar memiliki ketahanan yang tinggi dalam menghadapi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat keintiman keluarga dengan daya tahan stres.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain observasional analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan chi-square.
Hasil: Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 88 anak siswa SMA kelas XII di Sanggar Belajar Dita Wonosobo. Tingkat keintiman keluarga dinilai menggunakan kuesioner Instrumen Keintiman Remaja Orang Tua dan didapatkan hasil sedangkan untuk menilai daya tahan stres menggunakan kuesioner Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance. Berdasarkan kuesioner tersebut didapatkan hasil bahwa sampel sebanyak 35,23% memiliki keintiman terhadap ayah rendah dengan daya tahan stres yang rendah pula. Sedangkan dinilai dari keintiman terhadap ibu, sampel sebanyak 39,77% memiliki keintiman terhadap ibu yang rendah dengan daya tahan stres yang rendah. Hasil analisis dilihan dari Pearson Chi-square menunjukkan nilai p = 0,000.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat keintiman keluarga dengan daya tahan stres pada siswa Sanggar Belajar Dita Wonosobo.