Show simple item record

dc.contributor.advisorAZIZAH, NUR
dc.contributor.authorSARASWATI, PUSPA AYU
dc.date.accessioned2018-11-06T01:48:04Z
dc.date.available2018-11-06T01:48:04Z
dc.date.issued2018-09-01
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22864
dc.descriptionSebuah konflik bukan merupakan hal yang baru bagi setiap Negara, baik yang sudah merdeka maupun sedang memperjuangkan kemerdekaannya. Namun, terjadinya konflik ini tentu saja menimbulkan kerugian-kerugian bagi Negara tersebut tidak terkecuali masyarakat di dalamnya. Masyarakat kerap kali menjadi korban dari sebuah konflik yang bahkan tidak melibatkan dirinya secara langsung. Namun, diantara masyarakat tersebut perempuan sering menjadi korban mayoritas dalam sebuah konflik yang terjadi di sebuah Negara. Selaras dengan hal diatas, inilah yang dialami perempuan yang berada di wilayah konflik yang melibatkan etnis Rohingya dengan pihak etnis Burma sebagai etnis mayoritas di Negara Myanmar. Konflik yang telah terjadi berlarut-larut ini telah mendapatkan banyak sorotan dari berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun dari dunia internasional. Banyaknya catatan tindak kekerasan terhadap perempuan dalam konflik tersebut tentu saja membahayakan perempuan yang berada di wilayah tersebut. Skripsi ini akan menganalisis bagaimana peran perempuan dalam konflik yang melibatkan etnis rohingya dengan pemerintah atau etnis Burma, baik sebagai seorang korban maupun sebagai seorang yang berperan sebagai agen perubahan dalam konflik tersebut menggunakan Resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa 1325 tahun 2000. Penelitian ini diambil dalam jangka waktu 2012-2018 dengan menggunakan metode analisa pustaka.en_US
dc.description.abstractA conflict is not a new thing for every country, both those who are already independent and who are fighting for their independence. However, the occurrence of this conflict naturally caused losses to the State, including the people in it. People often become victims of a conflict that does not even involve themselves directly. However, among these communities women are often the majority victims in a conflict that occurs in a country. In line with the above, this is what experienced by women in conflict areas involving Rohingyas with ethnic Burmese as the majority ethnic group in Myanmar. This protracted conflict has gained a lot of attention from various parties, both from within the country and internationally. The many records of acts of violence against women in the conflict naturally endanger women in the area. This thesis will analyze the role of women in conflicts involving ethnic Rohingya with Burmese government or ethnicity, both as a victim and as someone who acts as an agent of change in the conflict using the 1325 United Nations Security Council Resolution 2000. This research was taken in 2012-2018 period using the library analysis method.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectWomen, Rohingya, Conflict Resolution, Myanmaren_US
dc.titlePERAN PEREMPUAN DALAM RESOLUSI KONFLIK ROHINGYA DI MYANMARen_US
dc.typeThesis SKR FISIP 396en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record