Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARNO, SUNARNO
dc.contributor.advisorSARNAWA, BAGUS
dc.contributor.authorLAKSANA, JERY
dc.date.accessioned2018-11-13T02:13:40Z
dc.date.available2018-11-13T02:13:40Z
dc.date.issued2018-08-18
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23068
dc.descriptionDinas Pekerjaan Umum di Bidang Pengairan sudah terlaksana cukup baik dan sudah sesuai dengan Undang- Undang No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Namun masih ada yang belum terlaksana dengan optimal yaitu pengairan yang di ambil dari sungai bawah tanah karena air sungai bawah tanah terbilang bersih itu bisa membuat proses pengairan bukan di fokuskan di lahan pertanian saja tetapi bisa diperuntukkan untuk kebutuhan Rumah tangga masyarakat.Faktor penghambat dalam upaya pemerintah dalam Kebijakan pengadaan air irigasi dilihat dari segi kondisi dinas pekerjaan Umum yang kurang optimal, dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang ada di dalam Bidang pengairan dan regenerasi yang kurang baik, sehingga membuat terhambat jalannya suatu proses pengupayaan terkait pengadaan air. Dan tidak terlepas dari anggaran yang kurang memadai sehingga membuat tidak optimalnya suatu kinerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empiris. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian tersebut yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil melakukan wawancara dengan narasumber sedangkan data primer diperoleh dari literatur buku-buku, perundang-undangan dan bahan tulisan yang dapat dipergunakan untuk mendukung hasil penelitian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara yakni dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Serta analisis data yang digunakan dalam menganalisis data yaitu secara kualitatif.en_US
dc.description.abstractDinas Pekerjaan Umum di Bidang Pengairan sudah terlaksana cukup baik dan sudah sesuai dengan Undang- Undang No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Namun masih ada yang belum terlaksana dengan optimal yaitu pengairan yang di ambil dari sungai bawah tanah karena air sungai bawah tanah terbilang bersih itu bisa membuat proses pengairan bukan di fokuskan di lahan pertanian saja tetapi bisa diperuntukkan untuk kebutuhan Rumah tangga masyarakat.Faktor penghambat dalam upaya pemerintah dalam Kebijakan pengadaan air irigasi dilihat dari segi kondisi dinas pekerjaan Umum yang kurang optimal, dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang ada di dalam Bidang pengairan dan regenerasi yang kurang baik, sehingga membuat terhambat jalannya suatu proses pengupayaan terkait pengadaan air. Dan tidak terlepas dari anggaran yang kurang memadai sehingga membuat tidak optimalnya suatu kinerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empiris. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian tersebut yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil melakukan wawancara dengan narasumber sedangkan data primer diperoleh dari literatur buku-buku, perundang-undangan dan bahan tulisan yang dapat dipergunakan untuk mendukung hasil penelitian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara yakni dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Serta analisis data yang digunakan dalam menganalisis data yaitu secara kualitatif.en_US
dc.publisherFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectpengadaan Air.DPUen_US
dc.titleKEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL DALAM PENGADAAN AIR BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1974 TENTANG PENGAIRANen_US
dc.typeThesis SKR FH 168en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record