Show simple item record

dc.contributor.advisorWIJAYANTI, SEPTI NUR
dc.contributor.authorROFIQ, ROFIQ
dc.date.accessioned2018-11-14T02:49:40Z
dc.date.available2018-11-14T02:49:40Z
dc.date.issued2018-05-15
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23122
dc.descriptionPemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan salah satu bentuk terlaksananya demokrasi di daerah, serta wadah bagi partai politik untuk menerapkan demokrasi di internal partai. Namun dalam pilkada Bantul 2015 proses rekrutmen politik dalam penentuan calon Kepala Daerah sejauh ini belum demokratis, masih ada praktek otokrasi dan oligarki dalam partai politik khususnya Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis demokratisasi partai politik dalam penentuan calon Kepala Darah di pilkada Bantul 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif empiris yaitu penelitian yang berbasis pada apa yang seharusnya tertera dalam hukum normatif dibandingkan dengan apa yang kenyataannya terjadi. Tetapi bukan mengkaji pada sistem norma dalam aturan perundangundangan namun mengamati bagaimana keselasaran aturan tersebut dengan kenyataan dimasyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu belum demokratisnya partai baik PDI-P maupun PKS dengan adanya beberapa tahap penentuan calon kepala yang masih tertutup seperti survei elektabiltas yang dibebankan kepada calon kandidat. Serta partai belum mampu memberikan kesempatan bagi setiap kader untuk menjadi calon kepala daerah dan belum adanya standart aturan baku yang dimiliki partai dalam mekanisme pengambilan keputusan calon kepala daerah. Di sisi lain harus adanya kewenangan yang harus diberikan kepada DPD partai dalam menentukan calon yang akan di usung, karena DPD yang paham terkait kebutuhan daerah tersebut. Praktik otokrasi dan oligarki juga menjadi salah satu faktor belum demokratisnya partai politik sehngga kewenangan terhadap daerah diperlukan. Oleh karena itu harus adanya pembenahan yang dilakukan oleh partai politik dalam pengambilan keputusan baik itu dalam AD/ART partai, kepemilikan partai serta dalam penentuan calon kepala daerah yang akan di usung sehingga demokrasi internal partai berjalan dengan baik.en_US
dc.description.abstractPemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan salah satu bentuk terlaksananya demokrasi di daerah, serta wadah bagi partai politik untuk menerapkan demokrasi di internal partai. Namun dalam pilkada Bantul 2015 proses rekrutmen politik dalam penentuan calon Kepala Daerah sejauh ini belum demokratis, masih ada praktek otokrasi dan oligarki dalam partai politik khususnya Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis demokratisasi partai politik dalam penentuan calon Kepala Darah di pilkada Bantul 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif empiris yaitu penelitian yang berbasis pada apa yang seharusnya tertera dalam hukum normatif dibandingkan dengan apa yang kenyataannya terjadi. Tetapi bukan mengkaji pada sistem norma dalam aturan perundangundangan namun mengamati bagaimana keselasaran aturan tersebut dengan kenyataan dimasyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu belum demokratisnya partai baik PDI-P maupun PKS dengan adanya beberapa tahap penentuan calon kepala yang masih tertutup seperti survei elektabiltas yang dibebankan kepada calon kandidat. Serta partai belum mampu memberikan kesempatan bagi setiap kader untuk menjadi calon kepala daerah dan belum adanya standart aturan baku yang dimiliki partai dalam mekanisme pengambilan keputusan calon kepala daerah. Di sisi lain harus adanya kewenangan yang harus diberikan kepada DPD partai dalam menentukan calon yang akan di usung, karena DPD yang paham terkait kebutuhan daerah tersebut. Praktik otokrasi dan oligarki juga menjadi salah satu faktor belum demokratisnya partai politik sehngga kewenangan terhadap daerah diperlukan. Oleh karena itu harus adanya pembenahan yang dilakukan oleh partai politik dalam pengambilan keputusan baik itu dalam AD/ART partai, kepemilikan partai serta dalam penentuan calon kepala daerah yang akan di usung sehingga demokrasi internal partai berjalan dengan baik.en_US
dc.publisherFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectDemokratisasi, Partai Politik, Kepala Daerahen_US
dc.titleDEMOKRATISASI PARTAI POLITIK DALAM PENENTUAN CALON KEPALA DAERAH DI PILKADA BANTUL 2015en_US
dc.typeThesis SKR FH 190en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record