STRATEGI GURU PENDAMPING KHUSUS (GPK) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH INKLUSIF SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana strategi guru pendamping khusus dalam implementasi Kurikulum 2013 bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta serta faktor pendukung, penghambat dan solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013 bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.Pengumpulan data penelitian ini melalui observasi terstruktur, wawancara terpimpin serta dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data yang mengacu pada model Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan menggunakan triangulasi untuk memeriksa keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru pendamping khusus dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menekankan kepada Startegi GPK di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta lebih menekankan pada melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan dengan sasaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dalam perkembangan kemampuan berfikir dan soft skill ABK melalui pendekatan secara personal. Implementasi kurikulum 2013 bagi ABK di sekolah inklusi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yaitu GPK memilih strategi dengan menyesuaikan kemampuan ABK, menyediakan ruangan khusus yang kondusif dan relevan, melibatkan ABK secara aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, GPK membantu ABK mencapai standart yang telah ditetapkan, membimbing ABK, mengatasi berbagai cara untuk menyelesaikan masalah serta membuat penelilaian untuk ABK. Faktor pendukung pelaksanaan strategi guru pendamping khusus dalam implementasi Kurikulum 2013 bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi ini adanya kerjasama yang baik antara koordinator inklusi, GPK, orang tua ABK, karyawan, serta pimpinan sekolah. Faktor penghambat kurannya kapasitas GPK dan peran orang tua. Solusi yang dilakukan dengan menekankan pada komunikasi yang baik dengan ABK.