dc.description.abstract | Dinamika demokrasi lokal dalam bentuk kontestasi pemilihan kepala daerah sejatinya merupakan arena pertarungan modal. Semakin besar akumulasi modalitas yang dimiliki kandidat, maka peluang kandidat untuk memenangkan kontestasi politik juga semakin besar. Kemenangan pasangan Syamsari Kitta dan Achmad Daeng Se’re dalam pilkada di Kabupaten Takalar tahun 2017 dianggap sebagai mission impossible. Hal tersebut karena pasangan Syamsari Kitta dan Achmad Daeng Se’re bertarung dengan kandidat petahana dengan dukungan modalitas berupa dukungan finansial, kemampuan menggerakkan tokoh formal dan informal, serta memiliki jaringan di birokrasi pemerintahan dan jaringan di masyarakat. Penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk menganalisis peran modaldalam strategi pemasaran politik, dengan menggunakan teori modal dan pemasaran politik. Penelitian dalam artikel ini menggunakan tipe penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan. Proses pengumpulan data melalui teknik wawancara dan dokumentasi, penyusunan, analisa serta interpretasi data. Hasil dari penelitan ini menemukan modalitas Syamsari Kitta dan Achmad Dg Se’re terdiri dari modal politik, modal ekonomi, dan modal sosial berperan efektif dalam aktivitas pemasaran politik yang dilakukan. Modal politik berupa dukungan elit politik, relawan berperan sebagai influencer dalam aktivitas pemasaran langsung. Modal ekonomi berperan dalam mendanai aktivitas kegiatan pemasaran melalui media (pull marketing) dan pendanaan dalam kegiatan pemasaran langsung (push markteing). Modal sosial berupa kepercayaan, interkasi dan jaringan yang berperan sebagai plaform dan sebagai influencer dalam aktivtas pemasaran langsung. | en_US |