Show simple item record

dc.contributor.advisorRAHMAWATI, ANITA
dc.contributor.authorKUSJAYANTO, REZA
dc.date.accessioned2019-03-18T01:50:05Z
dc.date.available2019-03-18T01:50:05Z
dc.date.issued2018-09-25
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25717
dc.descriptionPrasarana transportasi berupa jalan raya tidak hanya menghubungkan satu tempat ke tempat lain namun juga sebagai infrastruktur dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Jalan Bantul – Weden memiliki lalu lintas padat karena terdapat kantor dan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tebal perkerasan jalan menggunakan Metode Bina Marga 2013 dan Metode AASHTO 1993 yang kemudian dianalisis menggunakan program Kenpave agar memperoleh nilai retak lelah dan retak alur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tebal perkerasan Metode Bina Marga 2013 menghasilkan lapis permukaan AC - WC sebesar 4 cm, AC - BC sebesar 13,5 cm. Lapis pondasi atas (CTB) sebesar 15 cm, lapis pondasi bawah (LPA Kelas A) sebesar 15 cm. Sedangkan untuk Metode AASHTO 1993 menghasilkan lapis permukaan (Laston MS 744) sebesar 18 cm, lapis pondasi atas (Batu pecah Kelas A) sebesar 11 cm, lapis pondasi bawah (Sirtu/Pitrun Kelas A) sebesar 33 cm. Hasil analisis menggunakan program Kenpave didapatkan nilai retak lelah (Nf) sebesar 1.696.278,573 ESAL dan retak alur (Nd) sebesar 3.218.990,58 ESAL untuk Metode Bina Marga 2013. Sedangkan nilai retak lelah (Nf) sebesar 5.45.939,25 ESAL dan nilai retak alur sebesar 15.321.347,84 ESAL untuk Metode AASHTO 1993. Dari hasil analisis menunjukan bahwa Metode Bina Marga 2013 dan Metode AASHTO 1993 memiliki nilai repetisi beban retak lelah (Nf) dan retak alur (Nd) lebih kecil dibandingkan nilai repetisi beban rencana sehingga perkerasan tidak mampu menahan beban lalu lintas rencana dan jalan akan mengalami kerusakan sebelum umur rencana.en_US
dc.description.abstractPrasarana transportasi berupa jalan raya tidak hanya menghubungkan satu tempat ke tempat lain namun juga sebagai infrastruktur dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Jalan Bantul – Weden memiliki lalu lintas padat karena terdapat kantor dan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tebal perkerasan jalan menggunakan Metode Bina Marga 2013 dan Metode AASHTO 1993 yang kemudian dianalisis menggunakan program Kenpave agar memperoleh nilai retak lelah dan retak alur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tebal perkerasan Metode Bina Marga 2013 menghasilkan lapis permukaan AC - WC sebesar 4 cm, AC - BC sebesar 13,5 cm. Lapis pondasi atas (CTB) sebesar 15 cm, lapis pondasi bawah (LPA Kelas A) sebesar 15 cm. Sedangkan untuk Metode AASHTO 1993 menghasilkan lapis permukaan (Laston MS 744) sebesar 18 cm, lapis pondasi atas (Batu pecah Kelas A) sebesar 11 cm, lapis pondasi bawah (Sirtu/Pitrun Kelas A) sebesar 33 cm. Hasil analisis menggunakan program Kenpave didapatkan nilai retak lelah (Nf) sebesar 1.696.278,573 ESAL dan retak alur (Nd) sebesar 3.218.990,58 ESAL untuk Metode Bina Marga 2013. Sedangkan nilai retak lelah (Nf) sebesar 5.45.939,25 ESAL dan nilai retak alur sebesar 15.321.347,84 ESAL untuk Metode AASHTO 1993. Dari hasil analisis menunjukan bahwa Metode Bina Marga 2013 dan Metode AASHTO 1993 memiliki nilai repetisi beban retak lelah (Nf) dan retak alur (Nd) lebih kecil dibandingkan nilai repetisi beban rencana sehingga perkerasan tidak mampu menahan beban lalu lintas rencana dan jalan akan mengalami kerusakan sebelum umur rencana.en_US
dc.publisherFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectAASHTO 1993, Bina Marga 2013, Kenpave, Perkerasanen_US
dc.titleEVALUASI TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2013 DAN METODE AASHTO 1993 DENGAN PROGRAM KENPAVE PADA JALAN BANTUL - WEDEN, KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record