STRATEGI CINA SEBAGAI KOMPETITOR AMERIKA SERIKAT DI ASIA TENGGARA MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN REGIONAL
Abstract
Pembangun negara dan bangsa faktanya tidak terlepas dari dinamika yang dibentuk oleh sejarah masa lalu yang menjadikan hal itu sebagai motivasi serta pembelajaran sebuah pemerintah untuk menentukan arah pembangun serta pergerakan politiknya. Motif untuk menunjukkan kemampuan mengembalikan kejayaan seperti di masa lalu terlihat dari upaya Cina dalam pembentukan serta pengembangan program pengembangan regional yang telah di gagas. Upaya penguasaan untuk mengembalikan kejayaan masa lalu menjadikan Cina untuk mampu berkontestasi dengan negara-negara lain dalam arus global saat ini, sehingga memunculkan gesekan kepentingan antara Cina dengan negara-negara lainnya dalam upaya menjadi sebuah hegemon di kawasan tertentu bahkan dunia.
Semenjak perubahan sistem perekonomian Cina ditahun 1970-an dibawah kepemimpian Deng Xiao Ping yang berubah lebih terbuka dengan dunia internasional dan semakin aktif untuk melebur di dalamnya. Hingga dilanjutkan pada masa kepemimpinan Xi Jinping, Cina menggagas program pengembangan regional sebagai alat untuk mengakuisi pasar di Asia Tenggara yang berujung terjadinya kontestasi dengan lembaga-lembaga internasional yang terlebih dahulu di buat oleh negara rivalnya yang berfokus padaa kawasan Asia Tenggara khususnya, serta aspek-aspek proyek yang sama di dalamnya hingga menyebabkan terjadi kontestasi yang sengit di dalamnya. Tindakan Cina dengan dibentuknya program pengembangan regional dewasa ini dilihat sebagai upaya Cina untuk terus melakukan akuisisi serta terwujudnya reorientasi oleh negara-negara berkembang khsusnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang dimana perpindahan orientasi tersebut dilihat sebagai pindahnya penguasaan ekonomi yang mayornya di kuasai oleh
xi
Amerika Serikat dengan sekutu yang kini sedang di proyeksikan oleh
Cina di proyeksikan untuk lebih pro kepaada negaranya.
Kepentingan yang dilakukan Cina ini akhirnya bertujuan dalam dua
aspek yaitu terjadinya reorientasi negara-negara Asia Tenggara yang
awalnya pro-Amerika dan sekutu akhirnya lebih pro pada dirinya, hal
tersebut terfokus dalam kepentingan bidang ekonomi, yaitu dengan
upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi seperti investasi,
perdagangan, keamanan dan terjalinnya hubungan politik yang lebih
baik lagi.
Untuk menjelaskan alasan mengapa Cina hingga akhirnya
memutuskan untuk mengembangkan perannya dalam aspek
kelembagaan internasional dalam sektor bidang ekonomi seperti
infrastuktur, investasi, kemaritiman, perdagangan, hingga kemmanan
di kawasan Asia Tenggara yang dimana upaya tersebut sekaligus
sebagi tindakan yang menyebabkan kontestasi antara Cina dan
Amerika Serikat di Asia tenggara penulis dalam karya ilmiah ini
menggunakan pendekatan yang relevan yaitu dengan landasan
konseptual National Interest (Kepentingan Nasional) dan Decision
Making (Pembuatan Keputusan). Untuk metode penelitian sendiri
penulis menggunakan metode penilitian kualitatif yaitu melalui
teknik pengumpulan data sekunder.