Show simple item record

dc.contributor.advisorHUSEIN, RAHMAWATI
dc.contributor.authorPERMATASARI, DYAH NUR
dc.date.accessioned2019-05-02T03:52:06Z
dc.date.available2019-05-02T03:52:06Z
dc.date.issued2019-03
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/26179
dc.descriptionSebanyak 70% wilayah di Banjarnegara merupakan zona merah rawan bencana alam bahkan sebagian besar diantaranya terletak di lingkungan sekolah. Sektor pendidikan dapat menjadi agen utama yang dapat membangun budaya sadar bencana di lingkungannya sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana. Program pendididikan kebencanaan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama merupakan inisiasi program dari BPBD Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 93 Tahun 2017 tentang Muatan Lokal Kebencanaan. Maka dari itu, penelitian ini adalah mengenai bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan apa saja faktor yang mempengaruhi evaluasi pelaksanaan program pendidikan kebencanaan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga dapat menggambarkan masalah yang sedang berlangsung sebagaimana yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 dari 4 sekolah telah melaksanakan program pendidikan kebencanaan melalui pengintegrasian materi kebencanaan ke dalam mata pelajaran maupun ekstrakurikuler berdasar pada buku muatan lokal kebencanaan, diantaranya SMP Negeri 1 Batur dan SMP Negeri 1 Wanayasa. Program ini memiliki maksud sebagai upaya membangun budaya aman dan tangguh bencana di sekolah guna meminimalisir dampak resiko bencana yang ada di wilayah tersebut. Pendidikan kebencanaan ini mencakup berbagai aspek penting seputar kebencanaan, seperti pengenalan potensi bencana yang ada di sekitar lingkungan, riwayat bencana yang pernah terjadi, bentuk antisipasi/mitigasi bencana, dampak bencana bagi individu maupun kelompok, bentuk penanganan ketika terjadi bencana, serta cara penyelamatan diri dari bencana yang terjadi. Sumber Daya Manusia (SDM) baik Dindikpora maupun BPBD Kabupaten Banjarnegara belum cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari belum sanggupnya BPBD dalam menanggapi permintaan sosialisasi dan pelatihan bagi sekolah-sekolah untuk itu BPBD bekerja sama dengan berbagai pihak. Ketersediaan anggaran belum memadai dan tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebelumnya. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pendidikan kebencanaan sudah berjalan dengan baik dan semestinya meski belum maksimal dan masih terdapat kendala dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran yang masih terbatas sehingga menghambat jalannya kegiatan yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah melakukan pengawasan dengan terlibat langsung dan mengikuti jalannya program sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan program pendidikan kebencanaan sehingga terwujud budaya aman dan tangguh bencana di sekolah.en_US
dc.description.abstractSebanyak 70% wilayah di Banjarnegara merupakan zona merah rawan bencana alam bahkan sebagian besar diantaranya terletak di lingkungan sekolah. Sektor pendidikan dapat menjadi agen utama yang dapat membangun budaya sadar bencana di lingkungannya sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana. Program pendididikan kebencanaan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama merupakan inisiasi program dari BPBD Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 93 Tahun 2017 tentang Muatan Lokal Kebencanaan. Maka dari itu, penelitian ini adalah mengenai bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan apa saja faktor yang mempengaruhi evaluasi pelaksanaan program pendidikan kebencanaan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga dapat menggambarkan masalah yang sedang berlangsung sebagaimana yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 dari 4 sekolah telah melaksanakan program pendidikan kebencanaan melalui pengintegrasian materi kebencanaan ke dalam mata pelajaran maupun ekstrakurikuler berdasar pada buku muatan lokal kebencanaan, diantaranya SMP Negeri 1 Batur dan SMP Negeri 1 Wanayasa. Program ini memiliki maksud sebagai upaya membangun budaya aman dan tangguh bencana di sekolah guna meminimalisir dampak resiko bencana yang ada di wilayah tersebut. Pendidikan kebencanaan ini mencakup berbagai aspek penting seputar kebencanaan, seperti pengenalan potensi bencana yang ada di sekitar lingkungan, riwayat bencana yang pernah terjadi, bentuk antisipasi/mitigasi bencana, dampak bencana bagi individu maupun kelompok, bentuk penanganan ketika terjadi bencana, serta cara penyelamatan diri dari bencana yang terjadi. Sumber Daya Manusia (SDM) baik Dindikpora maupun BPBD Kabupaten Banjarnegara belum cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari belum sanggupnya BPBD dalam menanggapi permintaan sosialisasi dan pelatihan bagi sekolah-sekolah untuk itu BPBD bekerja sama dengan berbagai pihak. Ketersediaan anggaran belum memadai dan tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebelumnya. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pendidikan kebencanaan sudah berjalan dengan baik dan semestinya meski belum maksimal dan masih terdapat kendala dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran yang masih terbatas sehingga menghambat jalannya kegiatan yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah melakukan pengawasan dengan terlibat langsung dan mengikuti jalannya program sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan program pendidikan kebencanaan sehingga terwujud budaya aman dan tangguh bencana di sekolah.en_US
dc.publisherFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectBencana, Pendidikan Kebencanaan, Kabupaten Banjarnegaraen_US
dc.titleEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEBENCANAAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2018 (STUDI KASUS: SMP NEGERI 1 WANAYASA, SMP NEGERI 1 BATUR, SMP NEGERI 1 KARANGKOBAR, SMP MA’ARIF NU 01 KARANGKOBAR)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 171en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record